Dark/Light Mode

Pejabat Dan Politisi Sibuk Kampanye

Bantu Korban Bencana Dan Turunkan Harga Sembako

Rabu, 6 Desember 2023 08:30 WIB
Gunung Marapi erupsi. (Foto: Antara)
Gunung Marapi erupsi. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berbagai masalah muncul di tahun politik ini. Di saat pejabat dan politisi lagi sibuk kampanye, di bawah rakyat menderita oleh kenaikan harga sembako. Ditambah rentetan bencana alam yang terjadi. Semoga dua masalah ini tidak dilupakan pejabat dan politisi yang lagi sibuk kampanye...!!

Selama beberapa bulan belakangan ini, rakyat dikeluhkan oleh harga-harga sembako yang melambung tinggi. Mulai dari beras, daging ayam, telur, hingga sayur-sayuran yang terus merangkak naik.

Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras premium sudah menembus  Rp 15.100 per kilogram. Kenaikan drastis juga terjadi pada cabe merah. Di berbagai tempat harganya bervariasi, dari Rp 87 ribu hingga menembus Rp 120 ribu per kilogramnya. 

Begitu pula dengan harga daging ayam ras yang naik 0,49 persen per kg menjadi Rp 34.540 dan harga telur naik 0,53 persen menjadi Rp 28.460. Harga minyak goreng curah naik 0,34 persen menjadi Rp 14.690 per kg.

Beban rakyat makin bertambah dengan bencana alam yang terjadi di berbagai tempat. Setelah rakyat sempat dilanda kekeringan akibat badai El Nino, di beberapa daerah gunung berapi meletus. Mulai dari Marapi di Sumatera Barat, Merapi di Yogyakarta, dan Anak Krakatau di Lampung Selatan.

BMKG juga melaporkan, hampir setiap hari wilayah Indonesia diguncang gempa. Minggu (3/12/2023), gempa terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat; Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB); dan Maluku Tengah. Senin (4/12/2023), gempa juga terjadi di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,7 juga mengguncang wilayah Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut).

Baca juga : Ganjar Pernah Tangani Korban Perdagangan Orang Asal NTT di Semarang

Belum lagi soal ancaman kesehatan. Saat ini, wabah penyakit Pneumonia (Radang Paru-paru) kembali muncul di China. Pemerintah Negeri Tirai Bambu tengah berupaya keras menolong pasien yang didominasi anak-anak. Khawatirnya, ketika elite di negara kita lengah karena Pemilu, wabah ini datang ke Indonesia.

Di sisi lain, para pejabat dan politisi justru saat ini lagi sibuk-sibuknya berkampanye. Mulai dari kampanye sebagai calon legislatif, hingga menjadi tim sukses memenangkan pasangan Capres-Cawapres. Belum lagi soal saling serang antar sesama pendukung Paslon.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengaku, miris melihat fenomena yang terjadi. Meski terjadi bencana alam, dan kenaikan harga-harga jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru), politisi masih sibuk dengan urusannya.

"Pilpres memang kelihatan lebih fokus ke urusan menang, dan banyak juga yang menanpilkan gimmick. Tapi mereka lupa urusan kemanusiaan dan persoalan rakyat," sesal Adi saat dihuhungi Rakyat Merdeka, Selasa (5/12/2023).

Dari sudut pandang komunikasi politik, seharusnya semua paslon tampil untuk menunjukkan empati. Mulai dari membantu korban bencana, dan mengambil simpati masyarakat dengan upaya menurunkan harga sembako.

Namun, hal itu belum terlihat, baik di pemberitaan maupun media sosial. "Mestinya semua paslon bicara di situ. Tentang erupsi dan harga-harga yang melangit, apa solusinya," tutur Adi.

Baca juga : Cuti Perdana Kampanye, Prabowo Silaturahmi Ke Pemuka Agama Dan Pendukung Di Jawa Barat

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, bahkan menyebut kondisi saat ini menjadi sebuah keanehan. Karena biasanya bencana alam menjadi ruang kampanye yang sangat massif. 

"Hanya saja, saat ini intensitas polemik politik lebih besar dari kepekaan politisi," kritiknya.

Dedi berpesan, Pemerintah seharusnya tidak kehilangan fokus mengatasi persoalan publik. Terlebih, bencana yang berimbas langsung pada warga negara. Politisi juga seharusnya memanfaatkan momentum ini menarik simpati publik.

"Politisi seharusnya lebih giat menghadapi persoalan publik. Karena saat publik memerlukan, sementara mereka tidak hadir. Ini bisa berimbas pada reputasi politik mereka, terlebih ini mendekati masa Pemilu," ulas Dedi.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengakui, musibah yang terjadi belakangan ini turut menguji rasa kemanusiaan kita. Hanya saja, daya sentuh masing-masing orang berbeda-beda.

Mardani mengapresiasi Tim SAR yang telah berjuang menyelamatkan korban hidup dan mengevakuasi korban meninggal. "Duka mendalam untuk para korban," kata anggota Komisi II DPR ini saat dikonfirmasi.

Baca juga : Prabowo-Gibran Belum Kampanye, TKN: Bukti Pemimpin Amanah Dan Pelayan Rakyat

Ia mengatakan, sejumlah partai politik (parpol) dan politisi telah membantu dengan memberikan sembako. Saat ini, bukan lagi saatnya memang bendera di lokasi bencana. Lagipula, gerak politisi berbeda-beda. 

"Para politisi memang punya kemampuan terbatas. Mereka yang di eksekutif punya sumber daya untuk menyelesaikan masalah di masyarakat. Politisi bisa terus melayani dan membela warganya," cetus Mardani.

Hal senada disampaikan politisi PDIP Hendrawan Supratikno. Ia tidak sepakat jika ada yang mengatakan politisi hanya sibuk ngurus kepentingannya sendiri. Sebab momen seperti ini sangat penting bagi politisi.

"Banyak politisi berkampanye dengan membagikan beras dan sembako. Banyak yang mendatangi para korban akibat bencana. Pokoknya yang berefek elektoral pasti menarik. Menggabungkan misi kemanusiaan dengan misi kemenangan elektoral," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.