Dark/Light Mode

MBKM Hasilkan Dampak Konkret, Waktu Tunggu Lulusan Perguruan Tinggi Lebih Cepat

Senin, 11 Desember 2023 16:49 WIB
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, pada gelaran Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (11/12/2023).
Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim, pada gelaran Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (11/12/2023).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2020 telah memfasilitasi hampir satu juta mahasiswa untuk mengeksplorasi minat dan aspirasi mereka melalui pembelajaran di luar kampus.

Dampak positif implementasi kebijakan ini telah tampak dalam berbagai aspek.

Studi Dampak Kompetensi yang dilakukan terhadap mahasiswa menunjukkan bahwa peserta program-program Kampus Merdeka memiliki waktu tunggu kerja tiga bulan lebih singkat, dengan rata-rata gaji 2,2 kali lebih besar dari rata-rata nasional.

“Mahasiswa mau mengikuti program, dan para orang tua mendorong anak mereka mengikuti program ini, agar mendapat kesempatan yang lebih baik. Hasil ini membuktikan bahwa pengalaman mereka menghasilkan dampak ekonomi yang riil,” tutur Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, pada gelaran Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (11/12/2023).

Nadiem menuturkan, Indonesia perlu bergerak lebih cepat untuk menjadi kekuatan besar dunia dengan adanya bonus demografi.

Baca juga : Ketua DPC Demokrat Jaktim Lantik 300 Pengurus Ranting

Dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 213 juta orang di tahun 2045, Indonesia diharapkan dapat segera keluar dari middle income trap, bahkan menjadi kekuatan dunia dengan proyeksi Pendapatan Domestik Bruto (PDB) terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.

Menurut Nadiem, perjalanan kebijakan Merdeka Belajar cukup menantang.

Berbagai survei menunjukkan masalah kesenjangan antara dunia pendidikan dengan dunia industri, di mana satu dari lima anak muda menganggur, dan empat dari lima perusahaan sulit mencari lulusan perguruan tinggi.

Pengeluaran per lulusan pendidikan tinggi terbilang cukup rendah, demikian halnya dengan anggaran untuk penelitian.

Karenanya, transformasi dilakukan pada pendidikan tinggi dan vokasi dengan menyasar tiga hal, yaitu mengubah pendidikan yang sebelumnya kaku dan sulit bergerak, menjadi lebih terbuka terhadap inovasi, mengembangkan pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah, serta membangun pendidikan juga menjadi lebih inklusif, aman dan memberdayakan.

Baca juga : Dari Sabang Sampai Merauke, Ganjar-Mahfud Fokuskan Persatuan dan Kesejahteraan

“Pendidikan tinggi dan vokasi punya dampak tercepat dalam membangun SDM. Anak-anak yang keluar dari perguruan tinggi dan sekolah vokasi langsung terjun ke dalam lapangan kerja, hal tersebut berdampak langsung untuk memperbesar ekonomi Indonesia,” papar Nadiem.

Nadiem menerangkan, program-program Kampus Merdeka yang menjadi salah satu perwujudan dari pembelajaran yang terintegrasi, telah diikuti lebih dari 900 ribu mahasiswa dan lebih dari 14 ribu praktisi.

Platform Kampus Merdeka yang dikembangkan Kemendikbudristek juga telah menjadi sarana yang mempertemukan perguruan tinggi, mahasiswa, dan industri.

Lebih dari seribu perguruan tinggi serta sekitar 1,2 juta mahasiswa dan 5.200 mitra industri telah bergabung ke dalam platform ini.

Dampak positif MBKM, menurut Nadiem, sudah terlihat dan diakui dunia.

Baca juga : Jelang Masa Kampanye, Kaesang Minta Gibran Senyum Lebih Lebar

Salah satu buktinya terlihat dari peringkat Indonesia di Global Talent Competitiveness Index yang naik 14 peringkat, dari posisi 89 di tahun 2013-2018, menjadi posisi 75 di tahun 2019-2023.

“Indonesia adalah negara kedua yang peringkatnya melompat paling tinggi. Ini sungguh pencapaian yang luar biasa,” kata Nadiem.

Pada kesempatan tersebut, Nadiem menegaskan komitmen Kemendikbudristek untuk membuka kesempatan bagi lebih banyak mahasiswa mengikuti program-program Kampus Merdeka di tahun mendatang.

Kuota mahasiswa peserta program pun akan ditingkatkan dari 421 ribu peserta di tahun 2023 menjadi 675 peserta di tahun 2024.

“Ke depannya kami akan membuka kesempatan lebih besar lagi untuk seluruh pihak mengikuti program ini. Mari kita lanjutkan momentum transformasi Merdeka Belajar untuk generasi berikutnya,” pungkasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.