Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Berita heboh menghampiri dua pimpinan KPK: Agus Rahardjo (ketua) dan Laode M Syarif (wakil). Rumah mereka di Bekasi dan Kalibata diteror bom. Akankah teror ini menciutkan KPK memberantas korupsi? Cuma waktu yang bisa membuktikan, apa mereka bernyali singa atau kucing.
Kabar soal teror bom ini pertama diungkap polisi. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono membenarkan, rumah Agus di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat dan rumah Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan, diteror bom. Dijelaskan, teror itu bermula dari penemuan benda mencurigakan dalam sebuah tas ransel hitam yang tergantung di pagar rumah Agus. “Di rumah Ketua KPK, ada tas yang ditemukan tergantung di pagar,” kata Argo.
Benda itu pertama kali ditemukan pengawal Agus, Ajun Inspektur Polisi II Sulaeman pada pukul 05.30 WIB. Sulaeman melihat tas warna hitam digantung di depan rumah Agus, saat membuka pintu gerbang. Sulaeman kemudian memeriksa tas, dan menemukan barang diduga bom di dalamnya. Selanjutnya, Sulaeman membawa benda tersebut dan berhasil menjinakkan benda itu, dengan cara melepaskan baterai dan detonator yang berfungsi memicu ledakan.
Di rumah Syarif, botol yang menyerupai bom molotov kali pertama ditemukan sopirnya, Bambang pada pukul 05.30 WIB. Tetangga Syarif, Suwarni mendeskripsikan, botol itu berbentuk seperti senter. Sebuah botol seukuran botol bir itu berwarna bening. Di dalamnya terdapat cairan. Ada sumbu yang tersulut api. Sekitar 30 menit berselang, dua polisi datang.
Baca juga : Pasca Diteror Bom, Bos KPK Tetap Kerja Seperti Biasa
Polda Metro Jaya bergerak cepat. Langsung membentuk tim yang di-backup langsung oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Argo tak merinci komponen bom tersebut. Korps baju coklat masih menunggu hasil pendalaman dari tim laboratorium forensik.
KPK baru angkat suara soal ini, Rabu (9/1) sore. Jubir KPK Febri Diansyah memastikan, meski mendapat teror bom di rumahnya, Agus dan Syarif tetap bekerja seperti biasa. “Kami juga sampaikan terima kasih kepada Polri karena responnya sangat cepat," ujar Febri.
Terkait hal ini, Agus menegaskan teror bom tak akan menyurutkan upaya pemberantasan korupsi. “Jangan takut, tetap semangat demi kepentingan bersama. Maju terus,” ujar Agus kepada wartawan di kediamannya, Rabu (9/1) malam.
Terpisah, Syarif juga mengaku tak gentar dengan teror ini. “Biasa saja. Itu bagian dari pekerjaan. Mudah-mudahan, tidak terjadi apa-apa. Doakan saja. Kalau kerja di KPK, banyak warna- warninya,” tutur Syarif di kediamannya, Kalibata Selatan, Rabu (9/1) malam.
Baca juga : Soal Teror Bom Bos KPK, Mantan Petinggi KPK Angkat Bicara
Syarif tetap menempati rumah berlantai 2 yang terletak di Jalan Kalibata Selatan No. 42 C, Jakarta Selatan. “Satu-satunya rumah di sini. Masa nginep di hotel,” selorohnya.
Apalagi, pihak kepolisian sudah menjamin akan menjaga rumahnya dan rumah keempat pimpinan lain. “Ya, ada pengamanan dari Polri. Banyak yang ikut mengamankan. Insya Allah aman," ujar Syarif.
Berdasarkan rekaman CCTV, bom itu ditaruh di rumah Syarif sekitar pukul 1 dini hari. Pelakunya dua orang yang berboncengan sepeda motor. Syarif mengaku sudah melihat wajah pelakunya di rekaman CCTV itu. “Pagi-pagi itu, subuh-subuh. Ketika supir datang, masih nyala sumbunya. Salah satu bom molotovnya, jatuhnya terduduk. Jadi nggak pecah. Kalau bom itu berdiri saat dilempar, bisa terbakar besar,” papar Syarif sambil menunjukkan bekas ledakan bom itu.
Bekas ledakan bom berwarna hitam juga masih terlihat di dekat pintu garasi rumah bercat krem itu. Noda hitam bekas ledakan bom itu menggurat ke atas sampai lantai 2 rumah. “Kita berharap teman-teman di Polri bisa mengungkapnya agar lebih jelas,” harap Syarif menutup perbincangan.
Para eks pimpinan KPK juga angkat bicara. Eks Ketua KPK Abraham Samad menilai, teror ini terjadi lantaran kasus teror kepada penyidik KPK, Novel Baswedan tidak terungkap. “Dari dulu saya bilang, kalau kasus penyiraman Novel tidak diungkap, maka dampaknya akan menimpa pimpinan lain. Hari ini terbukti. Jadi kalau kasus Novel nggak pernah terungkap, ya sudah,” kata Samad di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rabu (9/1).
Baca juga : Kasian KPK, Tangkap Koruptor, Malah Diteror
Mantan Wakil Ketua KPK Indriyanto Seno Adji mengingatkan, karena perbuatan teror ini sudah diarahkan kepada pimpinan KPK, sebaiknya Presiden Jokowi memberikan atensi dan dukungan pengungkapan tuntasnya perbuatan teror itu.
Di Twitter, sejumlah netizen memberikan komentar soal bom itu. Beberapa di antaranya, berharap pimpinan KPK masih punya nyali usai teror bom molotov itu. “Nyali ketua KPK mesti kaya singa, jangan kaya kucing, diteror langsung ciut. Tetap jalan tuntaskan kasus-kasus kakap, Pak Agus cs!” cuit @AlsNugrahaa. “Teror Bom di rumah 2 pimpinan KPK. Tekanan pada lembaga negara ini kuat sekali. Semoga para pimpinan tetap memiliki nyali tinggi dan negara selalu hadir memberikan perlindungan,” sambung @blijunk. [OKT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.