Dark/Light Mode

Ini Tanggapan Mahfud, Soal Bantahan Menteri LHK Terkait Data Deforestasi

Selasa, 23 Januari 2024 17:29 WIB
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md di Debat Cawapres kedua, Minggu (21/1). (Foto: YouTube/Rakyat Merdeka TV/KPU RI)
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md di Debat Cawapres kedua, Minggu (21/1). (Foto: YouTube/Rakyat Merdeka TV/KPU RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Calon Wakil Presiden nomor urut 03, Mahfud MD menanggapi bantahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya terkait data deforestasi.

Menurut Mahfud, data yang disampaikan olehnya di Debat Cawapres kedua, Minggu (21/1) lalu dengan data yang disampaikan Menteri LHK sama-sama benar. 

Perbedaannya, lanjut dia, hanya dalam membaca data. Karena data yang disampaikan Menteri Siti adalah deforestasi netto versi Kementerian LHK dan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Sedangkan, data yang saya baca adalah data dari Global Forest Watch, dunia," kata Mahfud di Rumah Sahabat Mahfud, Selasa (23/1/2024).

Baca juga : Pernyataan Mahfud Soal Redistribusi Tanah Dibantah Menteri ATR/BPN

Ia menerangkan, Global Forest Watch memotret hilangnya atau tutupan hutan dalam waktu tertentu. Sedangkan, deforestasi netto itu merupakan deforestasi bruto dikurangi reforestasi, sehingga sisanya seperti yang dikatakan Menteri LHK.

Padahal, ia mengingatkan, yang rusak sebelumnya belum reforestasi dan tetap rusak. Karena data deforestasi dari Menteri LHK mengurangi dengan reforestasi. Tidak cuma di LHK, cara menghitung seperti itu juga dilakukan BPS.

"Dan ini sebenarnya dulu sudah ditulis cara menghitung seperti ini oleh Prof Hariadi Kartodiharjo pada 9 November 2021 atau 2022 itu teori menghitungnya. Saya pakai yang Global Forest Watch dan tidak ada yang salah," ujar Mahfud.

Artinya, Mahfud menekankan, Menteri LHK mengurangi data itu dengan tambahan reforestasi, tapi di tempat-tempat lain. Sementara, ia mengingatkan, masih ada tempat-tempat yang sudah rusak lebih dulu, tapi tidak tertutupi atau tidak diperbaiki.

Baca juga : Mahfud Sebut Angka Deforestasi Hutan RI 12,5 Juta Hektare, Menteri LHK Membantah

"Tidak apa-apa, bagus ini, sama sama benar, tinggal mau baca dari mana, bruto apa netto, itu saja. Saya pakai yang Global Forest Watch, yang memotret itu setiap tahun, ini rusaknya, rusak dalam 10 tahun nih, ini loh rusaknya," kata Mahfud.

Mahfud menambahkan, sekalipun ada reforestasi di tempat-tempat lain tentu tidak serta merta memperbaiki yang sudah rusak lebih dulu. Mahfud menyarankan, jika masih dibutuhkan data lengkap terkait itu bisa ke Andi Widjajanto di TPN Ganjar-Mahfud.

"Bahwa ada reforestasi di tempat lain kan tidak memperbaiki yang rusak. Nah, data lengkap tentang ini dari tahun ke tahun, dari tempat ke tempat, itu kalau Anda perlukan ada di Pak Andi Widjajanto di TPN, ditanya di sana lengkap," ujar Mahfud. 

Sebelumnya, Menteri LHK Siti Nurbaya menepis data deforestasi yang dipaparkan dalam Debat Cawapres, Minggu (21/1) malam. Ia meminta sang cawapres paham soal deforestasi dan metode menghitungnya.

Baca juga : Ganjar-Mahfud Pastikan Gencarkan Reforestasi Hutan

"Datanya nggak kayak gitu. Datanya salah. Saya nggak mau ngomong orangnya. Datanya salah," kata Siti di kantor KLHK, Jakarta Pusat, Selasa (23/1).

"Kalau udah ngerti konsepnya, dia engga bisa hitung deforestasi tahun ini, tambah deforestasi tahun ini, tambah tahun ini, tanpa membayangkan spasialnya," sambungnya.

Ia menjelaskan bahwa deforestasi di Indonesia terus mengalami penurunan. Hal itu diketahui jika menggunakan metode perhitungan deforestasi yang benar.

"Jadi yang paling besar memang tahun 2015 itu 1,01 (juta hektare). Tapi setelah itu turun jadi 600 (ribu hektare) turun lagi jadi 480 (ribu hektare), turun lagi jadi 440 (ribu hektare) turun turun terus dan tahun 2022 udah tinggal 104 (ribu hektare)," paparnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.