Dark/Light Mode

Pasca Pencoblosan Pilpres, Politik Mulai Adem Ekonomi Degdegan

Jumat, 8 Maret 2024 08:50 WIB
Ratusan warga Kelurahan Joglo mengantre untuk mendapatkan beras gratis di Jakarta, Rabu (28/2/2024). (Foto: Rizki Syahputra/RM)
Ratusan warga Kelurahan Joglo mengantre untuk mendapatkan beras gratis di Jakarta, Rabu (28/2/2024). (Foto: Rizki Syahputra/RM)

 Sebelumnya 
Hal ini menyebabkan, pekerja UMR mengurangi konsumsi kebutuhan lain seperti menunda beli baju baru, sampai menunda untuk mudik Lebaran. Menurut dia, kalau situasi berlanjut terus pasca Ramadan-Lebaran diperkirakan angka kemiskinan naik, pekerja yang terjebak pinjol makin banyak. “Krisis beras sudah pada tahap yang membahayakan stabilitas ekonomi,” ujarnya.

Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin mengatakan, persoalan harga pangan terutama beras harus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah. Saat ini, kata dia, bukan hanya harga beras yang naik. Harga cabe, telor ikutan naik karena menjelang Puasa.

Situasi ini, menurut dia, harus segera diantisipasi. Pasalnya, kenaikan harga beras sudah tidak dinikmati oleh para petani. “Ini ironis karena kenaikan harga pangan ternyata tidak dinikmati oleh petani kita,” kata Andi, kepada Rakyat Merdeka, Kamis (7/3/2024).

Kaum buruh mulai ikutan teriak. Pekerja dan buruh yang tergabung dalam Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek Indonesia) mulai mengeluh dengan harga sembako yang semakin mahal. Daya beli masyarakat mulai turun. “Kebijakan politik upah murah makin berdampak pada kesejahteraan buruh,” kata Presiden DPP Aspek Indonesia, Mirah Sumirat, dalam keterangan kepada Rakyat Merdeka, Kamis.

Baca juga : Jokowi Senyum, Hadirin Tepuk Tangan

Mirah berharap, pemerintah lebih serius dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. “Jangan hanya peduli pada kekuasaan, tapi mengabaikan kesejahteraan rakyatnya,” ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, Pemerintah sebenarnya sudah mengetahui ada ancaman dari sektor ekonomi. Hal tersebut bisa dilihat dari arahan dan instruksi Mendagri Tito Karnavian kepada para kepala daerah, awal pekan ini. Tito mengatakan, situasi politik memang mulai adem. Namun yang bikin panas justru persoalan harga pangan.

Kata Hendri, ini sebuah alarm penting bahwa kondisi negara ini rentan secara ekonomi dan keamanan dalam negeri. “Karena bisa jadi perut rakyat yang terancam bisa merembet ke mana-mana,” kata Hendri, kepada Rakyat Merdeka, Kamis.

Hal senada disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komaruddin. Kata dia, pasca pencoblosan, situasi politik mulai kondusif. Masyarakat sudah menyaksikan Pemilu yang berjalan aman, damai, lancar dan tertib. Dalam politik, menang kalah memang biasa. Yang kalah, bisa berjuang lagi di Pemilu selanjutnya. Dan yang menang juga menghormati yang kalah. Semuanya mengutamakan persatuan.

Baca juga : Pengeluaran Dana Kampanye: Anies 49 M, Prabowo 208 M, Ganjar 506 M

Namun, kata dia, dalam persoalan ekonomi justru ada persoalan. Harga pangan yang tak terkendali akan akan memunculkan keresahan sosial dan memunculkan ketidakpuasan masyarakat.

“Harus diingat betul persoalan bangsa itu selalu muncul karena harga pangan yang tidak terkendali. Krisis ekonomi juga dimulai dari persoalan pangan. Kalau harga pangan tidak terkendali, masyarakat tidak percaya, dan kalau ada kejadian lain yang membuat situasi tidak stabil ini akan jadi persoalan,” kata Ujang, kepada Rakyat Merdeka, Kamis.

Ujang mengingatkan, persoalan harga pangan ini bisa berimbas pada persoalan politik. Karena itu, kata dia, Pemerintah punya kewajiban untuk menstabilkan harga pangan tersebut.

“Karena kalau harga pangan membungbung tinggi masyarakat protes, bergejolak, tentu ini akan menimbulkan instabilitas. Itu tidak baik,” ujarnya.

Baca juga : 01 Dan 03 Saling Tunggu, Angket Jalan Di Tempat

Ujang optimis, Pemerintah akan menjaga stabilitas harga pangan dan menyediakan pangan yang murah bagi masyarakat. “Karena persoalan perut rakyat ini tidak bisa dikendalikan. Kalau lapar ya masyarakat akan protes dan memunculkan kerawanan sosial,” pungkasnya.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Jumat, 8 Maret 2024 dengan judul Pasca Pencoblosan Pilpres, Politik Mulai Adem Ekonomi Degdegan

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.