Dark/Light Mode

Fungsi Sidang Isbat Menurut Kemenag, Dinanti Setiap Jelang Ramadhan Dan Lebaran

Jumat, 8 Maret 2024 20:55 WIB
Fungsi Sidang Isbat Menurut Kemenag, Dinanti Setiap Jelang Ramadhan Dan Lebaran

RM.id  Rakyat Merdeka - Saban tahun, Kementerian Agama (Kemenag) selalu menyelenggarakan Sidang Isbat untuk menetapkan awal Ramadan, Syawwal, dan Zulhijjah. 

Sejak dekade 1950-an, ada juga yang menyebut sejak tahun 1962, sidang isbat ini menjadi momen penting yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Lalu apa sebenarnya fungsi dari sidang isbat ini?

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Adib mengatakan sidang Isbat ini tidak hanya sekedar berfungsi untuk menentukan awal puasa Ramadhan dan lebaran saja. Tapi juga menandai momen kebersamaan dan penghormatan terhadap keberagaman.

Karena di Indonesia, ada banyak organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam yang memiliki metode dan standar masing-masing dalam penetapan awal bulan Hijriyah.

Baca juga : Sidang Isbat Tanggal 10, Kemenag Minta Hormati Perbedaan Awal Puasa Ramadhan

“Sidang isbat dibutuhkan sebagai forum bersama mengambil keputusan. Ini diperlukan sebagai bentuk kehadiran negara dalam memberikan acuan bagi umat Islam untuk mengawali puasa Ramadan dan berlebaran," ujar Adib di Jakarta, dilansir laman Kemenag, Jumat (8/3).

Ia melanjutkan, sidang isbat penting dilakukan karena Indonesia bukan negara agama, bukan juga negara sekuler. Sehingga Indonesia tidak bisa menyerahkan urusan agama sepenuhnya kepada orang per orang atau golongan.

Adib juga menekankan bahwa sidang isbat bukan sekadar formalitas. Hal ini menjadi wadah musyawarah para ulama, pakar astronomi, dan ahli falak dari berbagai ormas Islam serta instansi terkait. Adib menyoroti bahwa keputusan yang dihasilkan adalah hasil musyawarah bersama, mencerminkan nilai-nilai demokrasi dengan melibatkan seluruh peserta sidang isbat.

"Hasil musyawarah dalam sidang isbat ditetapkan oleh Menteri Agama agar mendapatkan kekuatan hukum. Jadi bukan pemerintah yang menentukan jatuhnya awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Pemerintah hanya menetapkan hasil musyawarah para pihak yang terlibat dalam sidang isbat,” sebut Adib.

Baca juga : Pasokan Cabai Dijamin Aman Jelang Ramadan

Sidang Isbat penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah, kata Adib, bukan hanya dilakukan Indonesia saja. Negara-negara Arab, sebutnya juga melakukan isbat setelah mendapatkan laporan rukyat dari lembaga resmi pemerintah atau perseorangan yang sudah terverifikasi dan dinyatakan sah oleh Majlis Hakim Tingginya. 

Bedanya, Indonesia menggunakan mekanisme musyawarah dengan seluruh peserta sidang isbat.

“Inilah yang menjadi nilai lebih bahwa keputusan diambil bersama, nilai-nilai demokrasi sangat tampak dengan kehadiran seluruh ormas yang hadir pada saat sidang isbat,” tegas Adib.

Adib menegaskan bahwa peran pemerintah dalam proses sidang isbat adalah fasilitator ormas Islam dan para pihak untuk bermusyawarah. 

Baca juga : Pasokan Sembako Kudu Diperkuat Dari Sekarang

Hasil sidang isbat kemudian diterbitkan dalam bentuk Keputusan Menteri Agama agar mempunyai kekuatan hukum yang dapat dipedomani masyarakat.

“Sidang isbat mengingatkan kita semua akan pentingnya menyatukan langkah dalam menjalankan ibadah dan memperkuat hubungan bersama dengan Allah, dengan tetap mengedepankan toleransi dan sikap saling menghormati atas beragam keputusan yang ada,” tandasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.