Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Jelasin Kenapa Uang Kuliah Mahasiswa Mahal
Anak Buah Nadiem Di-bully
Sabtu, 18 Mei 2024 08:10 WIB
![Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Tjitjik Srie Tjahjandarie. (Foto: Berita Satu) Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Tjitjik Srie Tjahjandarie. (Foto: Berita Satu)](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) beri penjelasan kenapa uang kuliah mahasiswa mahal. Penjelasan disampaikan salah seorang pejabat di kementerian yang dipimpin Nadiem Makarim tersebut. Namun, bukannya reda, justru polemik soal uang kuliah makin besar. Karena anak buah Nadiem itu bikin pernyataan yang tambah bikin panas.
Adalah Tjitjik Srie Tjahjandarie, anak buah Nadiem yang sekarang sedang jadi buah bibir. Dia menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Namanya jadi trending topic setelah hadir dalam forum resmi yang digelar Kemendikbudristek pada Rabu, 16 Mei 2024. Dalam forum itu, Tjitjik menanggapi banyaknya protes soal Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi yang mahal.
Menurutnya, pendidikan di perguruan tinggi hanya ditujukan bagi lulusan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah yang ingin mendalami lebih lanjut suatu ilmu. Sehingga, mereka harus menanggung biaya lebih, agar penyelenggaraan pendidikan memenuhi standar mutu.
Baca juga : PM Baru Singapura Dipuji Netizen +62
“Dari sisi yang lain kita bisa melihat bahwa pendidikan tinggi ini adalah tertiary education. Jadi bukan wajib belajar,” kata Tjitjik.
Tjitjik menyebut pendidikan tinggi di Indonesia belum bisa gratis seperti di negara lain. Sebab, bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) belum bisa menutup semua kebutuhan operasional.
Sementara pemerintah, kata dia, hanya memprioritaskan pendanaan pada pendidikan wajib 12 tahun mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Sedangkan perguruan tinggi tidak masuk prioritas, karena masih tergolong pendidikan tersier.
“Siapa yang ingin mengembangkan diri masuk perguruan tinggi, ya itu sifatnya adalah pilihan, bukan wajib,” tegasnya.
Baca juga : Tuntaskan Di DPR, Jangan Di MK
Pernyataan Tjitjik yang menyebut kuliah adalah kebutuhan tersier mendapat protes dari berbagai kalangan. Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda salah satu pihak yang ikut menyentil anak buah Nadiem itu.
Menurutnya, pendapat Tjitjik itu kian menegaskan persepsi di masyarakat bahwa kuliah bersifat elitis dan hanya untuk kalangan tertentu saja. Sehingga yang terjadi saat ini, biaya uang kuliah melambung tinggi. Orang miskin akhirnya sulit mengkuliahkan anak-anaknya.
“Kami prihatin dengan pernyataan-pernyataan Prof Tjitjik bahwa perguruan tinggi merupakan pendidikan tersier yang bersifat opsional atau pilihan," kata Syaiful dalam keterangannya.
Huda tak menampik, pendidikan tinggi merupakan pendidikan tersier. Namun yang kurang elok, kata dia, penilaian itu disampaikan seorang pejabat publik yang mengurusi pendidikan tinggi. Itu sama saja seolah pemerintah lepas tangan terkait protes yang saat ini sedang terjadi.
Baca juga : Nggak Nyaman, Jalannya Naik Turun, Bikin Waswas
“Kalau protes kenaikan UKT direspons begini, ya tentu sangat menyedihkan,” sindirnya.
Kritik juga disampaikan Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji. Menurutnya, keliru besar bila pemerintah menjawab protes uang kuliah dengan menganggap pendidikan tinggi sebagai kebutuhan tersier.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya