Dark/Light Mode

Peringatan Harkitnas, Momentum Raih Kedaulatan Melalui Indonesia Cerdas

Jumat, 24 Mei 2024 15:14 WIB
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo. (Foto: Istimewa)
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) adalah salah satu peringatan bersejarah yang memiliki makna mendalam tentang perjuangan dan kebanggaan menjadi bagian dari Indonesia. Dimulai dari pergerakan Boedi Oetomo pada 1908, lahirlah cita-cita besar untuk mencerdaskan bangsa Indonesia, hingga akhirnya menjadi negara yang merdeka dan memiliki kedaulatannya.

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menjelaskan, hal ini erat kaitannya dengan konsep kedaulatan rakyat. Menurutnya, kemerdekaan sejati tercapai ketika individu dan masyarakat di suatu negara mampu mengelola sumber daya alam serta manusianya untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.

“Oleh karena itu, semangat yang digelorakan oleh Dr. Soetomo dan Dr. Wahidin Soedirohoesodo, serta para pendiri Boedi Oetomo harus dihidupkan kembali dalam konteks zaman modern,” kata Benny, di Jakarta, Kamis (23/5).

Ia menambahkan, perjuangan kemerdekaan untuk kedaulatan Indonesia tak bisa dilepaskan dari konsep ke-Tuhanan. Bahkan, poin penting ini menjadi sila pertama dalam Pancasila. Agama memiliki peranan penting sebagai motivasi besar para pejuang dan pendiri bangsa untuk mengantarkan Indonesia agar menjadi bangsa yang mandiri.

Baca juga : PLN EPI Dukung Pemerintah Dan KKKS Manfaatkan Gas Bumi Indonesia

Pria yang akrab disapa Romo Benny ini menambahkan, agama memainkan posisi krusial dalam menginspirasi manusia. Melalui agama yang sarat dengan nilai-nilai kebajikan, seorang manusia akan menghayati apa yang menjadi tujuan hidupnya.

Dengan menjalankan nilai keimanan dan ketakwaan, seseorang akan semakin giat bekerja, demi mengejar makna dan tujuan hidup. Selain itu, kejujuran, integritas, disiplin, kerja keras itu juga bagian dari iman. Karenanya, orang yang bekerja melayani publik itu sama halnya dengan para pejuang kemerdekaan, mereka sama-sama mengaktualisasikan keimanan mereka dalam tindakan nyata.

“Agama itu menjadi spirit. Agama bisa menjadi etos kerja, sehingga seseorang itu kalau tidak bekerja atau menganggur, dia merasa berdosa karena dia tidak menggunakan kemampuannya yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Karena agama menjadi spirit untuk kerja keras itulah yang akhirnya membuat seseorang yang beriman itu merasa memiliki kewajiban,” terang Romo Benny. 

Selain menyangkut soal keimanan, kemandirian suatu bangsa juga bisa ditunjukkan dari kedewasaan dalam berpikir, bernalar, dan menjalin hubungan sesama manusia. Jika masyarakat suatu negara mampu berinovasi dalam kreasinya untuk mengembangkan potensinya, dan diamplifikasi di tingkat nasional, maka perbaikan ekonomi adalah konsekuensi logis dari perjuangan kemandirian negara tersebut.

Baca juga : Dorong Peningkatan Kualitas, LAN Terbitkan Pedoman Penjaminan Mutu Pelatihan ASN

Romo Benny juga mengulas akan hal ini. Menurutnya, Bung Karno sebagai proklamator Negara Kesatuan Republik Indonesia pernah menyampaikan cita-citanya bahwa Indonesia harus mampu berdiri di atas kaki sendiri. Hal ini berarti Indonesia bisa mengolah potensi sumber daya alamnya tanpa harus bergantung pada negara atau pihak lain.

Pengelolaan sumber daya alam Indonesia tentu tidak lepas dari mekanisme pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah dan pihak terkait. Romo Benny juga mengingatkan agar para pemangku kepentingan mampu mewujudkan kemandirian bangsa. Besar harapan bangsa Indonesia agar tidak lagi bergantung kepada pihak asing. 

Menurut Romo Benny, Pemerintah harus menyediakan iklim yang kondusif bagi perkembangan inovasi dan kreativitas masyarakatnya. Sementara itu, masyarakat juga harus berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional, dengan memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang produktif dan mendukung kemandirian bangsa. 

“Kemandirian dalam bidang politik dan kebijakan publik harus menjadi prioritas. Ini semua bisa dicapai dengan mengupayakan pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan dari dalam negeri. Elite politik harus mendorong kebijakan yang bisa mengembangkan potensi sumber daya alam dan manusia dalam negeri,” ujarnya. 

Baca juga : Berperan Besar di Bidang Ekonomi dan Sosial, BRI Raih 2 Penghargaan Di CNN Indonesia Awards Bali 2024

Romo Benny berharap, generasi muda Indonesia bisa mengisi semangat kebangkitan nasional dengan memberikan kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan negara. Pemuda Indonesia perlu banyak belajar dari peristiwa bersejarah seperti perintisan gerakan Boedi Oetomo, yang sejatinya berangkat dari keprihatinan sosial kaum intelektual kala itu. 

“Mengapa Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Dr. Soetomo memiliki kepekaan bahwa kita harus lepas dari penjajahan? Karena pengalaman mereka sebagai dokter yang berjumpa dengan rakyat kecil. Mayoritas orang Indonesia saat itu mengalami kemiskinan. Menyaksikan betapa susahnya orang-orang kecil itu tertindas, maka timbul kesadaran untuk memperjuangkan kecerdasan rakyat agar Indonesia menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat,” pungkas Romo Benny.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.