Dark/Light Mode

Jokowi Pilih Nonton Drama 3 Menterinya

KPK Bertepuk Sebelah Tangan

Selasa, 10 Desember 2019 07:34 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim (kiri) dan Menparekraf Wishnutama (kanan) memakai pakaian SMA. Sedangkan Menteri BUMN Erick  Thohir mengenakan kostum tukang bakso. Mereka bermain drama bertajuk Prestasi  Tanpa Korupsi bersama Komedian Sogi Indra Dhuaja (kedua kiri), dan Bedu (tengah)  di SMKN 57 Jakarta, Jakarta Selatan, kemarin.(Foto: Randy Tri Kurniawan)
Mendikbud Nadiem Makarim (kiri) dan Menparekraf Wishnutama (kanan) memakai pakaian SMA. Sedangkan Menteri BUMN Erick Thohir mengenakan kostum tukang bakso. Mereka bermain drama bertajuk Prestasi Tanpa Korupsi bersama Komedian Sogi Indra Dhuaja (kedua kiri), dan Bedu (tengah) di SMKN 57 Jakarta, Jakarta Selatan, kemarin.(Foto: Randy Tri Kurniawan)

 Sebelumnya 
Dia menyatakan, korupsi tak hanya soal uang. Ada juga korupsi waktu. “Kalau tak diperhatikan, nanti akan membesar, dan betul-betul jadi sebuah korupsi besar,” imbaunya.

Kepala negara lantas meminta para guru turut menanamkan jiwa antikorupsi ke para siswa sejak dini. Jokowi mengajak para siswa untuk hidup disiplin, tepat waktu, percaya diri, optimis, berpikir produktif, dan berpikir kolaboratif.

Setelah itu, sesi tanya jawab digelar. Seorang siswa bernama Harley membuat hadirin tertawa. “Pak Erick Thohir tertawa ya, karena ada kasus,” tutur Jokowi. Gerrr… Hadirin kembali tertawa. Kasus yang dimaksud Jokowi adalah penyelundupan motor Harley Davidson oleh di pesawat Garuda Indonesia.

Kepada Presiden, Harley bertanya soal pidana mati bagi koruptor. Jokowi menyatakan, dalam undang-undang, hal itu sudah diatur. Hukuman mati bisa diberlakukan jika korupsi, salah satunya, dilakukan dalam kondisi bencana.

Baca juga : Jokowi dan Banteng Belum Satu Tanduk

“Misalnya ada gempa, tsunami, di Aceh, atau di NTB, kita ada anggaran untuk penanggulangan bencana, duit itu dikorupsi, bisa,” jawab Jokowi.

Tetapi, kata Jokowi, meski sudah ada yang pernah melakukannya, tapi belum ada yang divonis hukuman mati. “Sudah ada saja belum pernah diputuskan hukuman mati, Undang-Undang ada belum tentu diberi ancaman hukuman mati, di luar itu Undang-Undangnya belum ada,” imbuhnya.

Usai acara, Jokowi baru ditanya soal ketidakhadirannya di KPK. Jokowi beralasan, dirinya selalu menghadiri acara Hakordia dengan KPK di tahun-tahun sebelumnya. Kini, giliran Wapres Ma’ruf Amin. “Pak Ma’ruf belum pernah ke sana. Ya bagi-bagilah. Masa setiap tahun saya terus. Ini Pak Ma’ruf belum pernah ke sana. Silakan Pak Ma’ruf, saya di tempat lain,” ujarnya.

Bagaimana dengan Perppu yang di minta KPK? Jokowi menyatakan, belum akan menerbitkannya. Jokowi menunggu kinerja komisioner baru KPK beserta Dewan Pengawas (Dewas) yang akan dilantik pada 21 Desember nanti. “Sampai detik ini kita masih melihat, mempertimbangkan. Tapi kan Undang-Undangnya belum berjalan. Kalau nanti sudah komplet, sudah ada Dewas, sudah ada pimpinan KPK yang baru, nanti kita evaluasilah,” terangnya.

Baca juga : Jokowi Minta Desa Kita Tiru Korea

Evaluasi itu, menurut Jokowi, harus dilakukan menyeluruh. Salah satunya soal pembangunan sistem pencegahan. Hal tersebut terkait dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang selama ini di lakukan KPK. Menurut Jokowi, OTT harus nya disertai dengan pembenahan.

“Penindakan perlu, tapi setelah penindakan harus ada perbaikan sistem masuk ke instansi. Misalnya satu provinsi ada gubernur ditangkap, setelah ditangkap seharusnya perbaikan sistem masuk ke situ,” tuturnya.

KPK, kata Jokowi, juga harus melakukan pembenahan rekrutmen politik. Jokowi tak ingin biaya besar di dunia politik malah menjerumuskan para politisi terkait tindak pidana korupsi. Dia pun meminta KPK fokus, sehingga tidak bekerja secara sporadis. “Kita fokusnya di mana dulu? Jangan semua dikerjakan tidak akan menyelesaikan masalah,” sambung Jokowi.

“Apakah perbaikan di sisi eksekutif daerah atau sisi pemerintah pusat atau kepolisian atau kejaksaan sehingga harus ditentukan fokusnya sehingga tidak sporadis. Evaluasi sangat perlu.”

Baca juga : Polisi London Usut Serangan Atas Menteri Hong Kong

Jokowi pun berencana bertemu dengan pimpinan KPK untuk perbaikan sistem pemberantasan korupsi, termasuk yang bersinggungan dengan re krutmen politik. “Oleh sebab itu, saya akan segera bertemu dengan KPK untuk menyiapkan hal-hal yang saya sampaikan baik menyampaikan perbai kan sistem,” tegasnya.

Di Kuningan, para pimpinan KPK menyatakan tidak kecewa meski mereka bertepuk sebelah tangan. Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang, menyatakan, pihaknya berprasangka baik. “Mungkin sibuk ya. Tapi nanti masih ada lain waktu ya untuk ketemu. Tadi kan kalau datang ingin dipeluk,” ujar Saut.

Saut sendiri menilai, kehadiran Jokowi di SMKN 57 merupakan langkah yang bagus. Jokowi bisa menularkan semangat antikorupsi ke para generasi muda. “Nggak apa-apa karena bagaimana pun kan kalau kita masuk jenjang pendidikan, semua jenjang pendidikan harus masuk. Jadi, baguslah jadi nanti generasi muda,” tandasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.