Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Ekonom senior Rizal Ramli (RR) kesandung hoaks utang yang disebar lewat lewat akun Twitternya. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membantah dan bilang, RR ngawur. Data yang dikicaukan RR mengenai penerbitan surat utang negara (SUN) keliru.
Mulanya, beredar informasi mengenai rencana pemerintah akan menerbitkan SUN sebesar 2 miliar dolar AS dengan imbal hasil (yield) 11,625 persen. Angka imbal hasil tersebut menjadi yang paling tinggi dibandingkan dengan negara di kawasan Asia.
Baca juga : Airlangga Optimis Elektabilitas Golkar Makin Melambung
“Indonesia akan ngutang lagu 2 dolar AS miliar dengan yield 11,625 persen, issued 4 Maret 2019. Tield tertinggi di kawasan, padaha Vietnam keluarkan surat utang hanya dengan yield 5 persen. Penguatan rupiah didukung oleh peningkatan pinjaman dengan bunga super tinggi, Kreditor pesta pora. Rakyat semakin terbebani. Menkeu semakin ngawur,” kicau Rizal dalam akunnya @RamliRizal, 28 Januari lalu.
Menanggapi hoaks ini, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Nufransa Wira Sakti mengungkapkan, informasi yang disampaikan RR adalag data surat utang di tahun 2009 dengan jatuh tempo Maret tahun 2019.
“Jadi sesungguhnya tidak ada penerbitan utang baru yang dikatakan Pak RR, kesalahan besar lainnya adalah ketika disebutkan akan diberikan imbal hasil 11,625 persen,” kata Nufransa dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka, kemarin. Selain itu, Nufransa mengungkapkan, saat ini imbal hasil di pasar sekunder untuk obligasi pemerintah dalam dolar AS untuk tenor 10 tahun adalah sebesar 4.24 persen. Oleh karena itu, penerbitan surat utang baru yang dinyatakan RR adalah kesalahan.
Baca juga : Sandiaga Uno Ikutan Istri
Beberapa saat kemudian RR meluruskan pernyataannya. Menurut RR, data yang diunggahnya itu surat utang negara itu versi lama. “Mohon maaf terjadi kesalahan, yield 11,625 persen adalah surat utang lama RI. Bukan rencana surat utang baru. Yield utang terbaru Indonesia sekitar 8,5 persen, tetap lebih tinggi dari Vietnam yang hanya 5 sampai 6 persen,” cuit RR.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya