Dark/Light Mode

Jaga Kesehatan Tubuh, Kementan Anjurkan Masyarakat Rutin Minum Ramuan Rempah

Jumat, 20 Maret 2020 21:19 WIB
Kunyit (Foto: Humas Kementan)
Kunyit (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Kementerian Pertanian (Kementan), Evi Savitri Iriani, menyampaikan bahwa jahe, kunyit, dan temulawak adalah tanaman rempah yang mengandung partikel kekebalan tubuh. Baik temulawak maupun jahe mengandung senyawa kurkumin dan gingerol yang sangat aman dikonsumsi masyarakat.

"Semua mengandul herbal, khususnya kunyit dan temulawak mengandung kurkumin. Sementara jahe mengandung gingerol yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh bila diminum secara rutin," ujar Evi, Jumat, (20/3).

Meski demikian, kata Evi, masyarakat sebaiknya mampu membedakan antara produk obat, tanaman obat, dan tanaman rempah. Produk obat, menurut dia, adalah tanaman yang sudah diolah menjadi ramuan dan obat di Kementerian Kesehatan. Sedangkan tanaman obat dan tanaman rempah adalah jenis tanaman yang bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh.

Baca juga : Cegah Penyebaran, Kementan Petakan Kasus Kematian Babi di NTT

"Kalau di kami (Kementan), belum bisa sampai ke produksi obat. Karena kami tidak punya wewenang untuk uji klinis yang harus dilakukan dokter," katanya.

Untuk meningkatkan kebugaran tubuh, lanjut Evi, masyarakat dianjurkan meminum ramuan rempah dan serbuk olahan ini sekali dalam sehari. Pola hidup sehat tersebut bisa dilakukan dengan cara sederhana, yakni merebus bahan rempah dengan air mendidih.

"Atau bisa juga menggeprek bahan rempah lalu menyiramnya dengan air panas. Bisa juga minum yang instan, walapun biasanya sudah ada gulanya, jadi jangan kebanyakan karena nanti malah kadar gula meningkat. Kalau yang sudah berupa kapsul ikuti saja aturan pakai di kemasan," katanya.

Baca juga : Jaksa Agung Perintahkan Tuntutan Maksimal Untuk Penimbun Masker Dan Sembako

Sejauh ini, lanjut Evi, Balittro sudah menghasilkan beberapa varitas rempah unggul serta menyediakan benih dan budidaya untuk kebutuhan tanaman rampah dan obat. "Kita sudah menghasilkan varitas jahe merah, jahe emprit, kunyit, temulawak, kencur, pala, lada, cengkeh dan kayumanis," katanya.

Kasubdit Tanaman Obat, Ditjen Hortikultura, Kementan, Wiwi Sutiwi, mengatakan bahwa konsumsi tanaman obat tahun ini cenderung meningkat. Sebab, banyak masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya kebugaran tubuh melalui konsumsi produk pertanian yang banyak mengandung vitamin dan zat yang bemanfaat untuk kesehatan serta alami.

"Terutama setelah adanya kasus penularan Covid-19 yang membuat masyarakat menyadari pentingnya produk pertanian untuk kesehatan. Bahkan akhir-akhir ini konsumsi tanaman obat terutama jahe, kunyit dan temulawak  cendrung meningkat tajam," katanya.

Baca juga : Kesehatan Rakyat Tetap Nomor Satu, Jokowi Minta Masyarakat Tidak Panik dan Tetap Produktif

Berkaitan dengan ini, kata Wiwi, pemerintah akan mengimbangi peningkatan tersebut dengan pengembangan kawasan tanaman  obat di sejumlah wilayah seperti Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

"Untuk mengimbangi angka konsumsi, kta akan mengembangkan kawasan tanaman obat (jahe, merah, jahe gajah, jahe emprit) dan tanaman lainya di sejumlah daerah. Produksi jahe harus meningkat dari angka tahun 2019 yang hanya 173.888 ton," tutupnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.