Dark/Light Mode

Badai Corona (Insya Allah) Berlalu

Pilih Di Rumah atau Dikubur

Senin, 23 Maret 2020 07:25 WIB
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dengan kedisiplinan, saling gotong royong, saling membantu, Insya Allah badai corona yang sekarang begitu menakutkan itu, akan berlalu. Kita dukung pemerintah melakukan langkah-langkah taktis, kita dukung paramedis mengobati para pasien dengan tenang, rakyat lainnya silakan sementara tinggal dan beraktifitas di rumah saja. Ini lebih baik daripada dikubur.

Imbauan agar masyarakat beraktivitas dari rumah sudah diserukan Presiden Jokowi sejak Minggu pekan lalu. kerja, ibadah, dan sekolah, dikerjakan di rumah untuk membatasi relasi sosial yang rentan dengan penyebaran virus corona.

Empat hari setelah imbauan itu, Kamis (19/3), Jokowi mengeluhkan banyak yang memanfaatkan Work From Home untuk liburan. “Kebijakan belajar, bekerja, dan berIbadah di rumah jangan sampai kebijakan ini dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk liburan,” imbau dia.

Jokowi menyebut, kawasan wisata seperti Puncak dan Carita, justru lebih ramai dari biasanya. Jokowi menekankan, prioritas pemerintah saat ini adalah mencegah penyebaran virus corona semakin meluas. Untuk itu ia mengingatkan masyarakat mengurangi mobilitas dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak sosial alias social distancing, dan menghindari kerumunan yang berpotensi membawa risiko penyebaran.

Setiap hari, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, achmad Yurianto, selalu mengingatkan agar warga menerapkan social distancing. “Cukup banyak yang sudah memahami, namun masih perlu ditingkatkan,” ujar Yuri, sapaan akrabnya, di Graha BNPB, kemarin.

Baca juga : Tangani Corona, Waktunya Kepala Daerah Tunjukkan Kemampuan Memimpin

Soalnya, menurut Yuri, itu adalah cara efektif untuk mencegah penyebaran virus corona. dia mengingatkan, anak muda tak menyepelekan corona. Anak muda bisa terpapar virus bernama ilmiah Covid-19 ini tanpa mereka sadari.

Karena fisik dan imunitas yang kuat, paparan virus corona dalam tubuh mereka bisa saja tak me nunjukkan gejala. Mereka pun tidak menerapkan social distancing. Padahal, secara tak sadar, mereka “membawa” virus corona di tubuhnya, lalu menularkannya kepada orang lain.

“Sadari ini menjadi bahaya, menjadi penting. Karena inilah penularan yang terjadi di masyarakat kita, terutama di kelompok umur muda,” imbaunya.

Bila yang ditulari adalah orang lanjut usia, atau orang yang memiliki penyakit bawaan seperti diabetes, hipertensi, atau gagal ginjal, maka itu membahayakan nyawa.

“Oleh karena itu, kita harus sadari, bagaimana seharusnya kita bersikap dalam hadapi pandemi Covid-19. Sehingga kita harapkan bersama-sama kita bisa kurangi penularan antar orang,” tegas Dirjen P2P Kemenkes ini.

Baca juga : Lima Hari Diisolasi, Tim All England Terus Dipantau Dokter

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Covid-19, Letjen Doni Monardo, juga menyebut, yang dibutuhkan indonesia saat ini adalah kedisiplinan menerapkan social distancing, bukan lockdown. Dia pun meminta masyarakat berdiam diri di rumah. Berbagai bentuk aktivitas dalam keramaian harus dihindari untuk mengurangi penyebaran corona.

Doni meminta masyarakat mematuhi anjuran untuk menjaga jarak ini. dengan begitu, ada kesempatan untuk selamat. “Jaga jarak, jangan berdeka tan, jangan berkumpul. Kita bisa selamat, kita bisa sehat apabila kita bisa disiplin,” tegas Doni, di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, kemarin.

Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi Bidang Sosial, Angkie Yudistia, juga mengajak masyarakat tetap berada di rumah jika tidak ada keperluan mendesak. Menurut Angkie, menjalankan aktivitas dari rumah atau tempat tinggal masing masing adalah metode isolasi mandiri untuk menyetop penyebaran virus corona secara masif.

“Kami terus menga ak warga mengurangi aktivitas di tengah kerumunan guna mengurangi potensi wabah virus corona yang bisa menjangkit siapa saja,” imbau Angkie, kemarin.

Angkie mengatakan, dengan bekerja dan beraktivitas di rumah, masyarakat bisa menghindari penularan virus corona. “Kita bisa produktif dari tempat tinggal kita dengan #dirumahaja dan menggalang sikap gotong royong #bersatulawancorona dengan menjaga kondisi tubuh serta membiasakan hidup sehat dan bersih dalam keseharian,” ujar dia.

Baca juga : Banyak Yang Kerja Dan Belajar Di Rumah, Trafik Data Telkomsel Naik 5 persen

Soal kegiatan keagamaan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sudah mengeluarkan imbauan agar masyarakat beraktivitas di rumah. Sekolah diliburkan. Tempat wisata dan tempat hiburan, salah satumya bioskop, ditutup sementara. Bahkan, Anies mengimbau perusahaan menghentikan kegiatan perkantoran mulai hari ini hingga 5 April. ini agar pegawai bisa bekerja dari rumah. Tak ada alasan untuk keluar rumah. Kecuali, hal darurat.

Tapi, nyatanya masih banyak warga yang belum mengikuti imbauan itu. Masih ada sejumlah warga yang masih suka nongkrong-nongkrong. apalagi, malam minggu kemarin. Beberapa kafe masih tampak dipenuhi pengunjung.

Politisi Partai demokrat, Max Sopacua, pun meminta pemerintah menerapkan sanksi bagi warga yang tidak patuh. “Saya setuju kalau ada penindakan dengan hukuman bagi mereka yang tidak patuh pada aturan,” ujar Max, kemarin.

Warganet pun kesal dengan ulah orang-orang yang masih bandel itu. Orang-orang model ini diberi label “covidiot”. “Covidiot is in da house yo!” kicau @nurulmuliaw. Akun @alsnu grahaa menyebut, lebih baik mereka diam di rumah ketimbang dikubur. “apa susahnya sih di rumah aja. Ketimbang kena corona, bahayakan nyawa. Pilih di rumah apa dikubur?” tanya dia. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.