Dark/Light Mode

Pasien Corona Kabur dari RS Persahabatan

Kalau Di Korut Sudah Didor

Sabtu, 14 Maret 2020 09:17 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto. (Foto: Sekretariat Kabinet)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto. (Foto: Sekretariat Kabinet)

RM.id  Rakyat Merdeka - InI uniknya Indonesia. Seorang pasien positif corona nekat melarikan diri dari RS Persahabatan. Padahal, dia sedang dalam proses isolasi. Pasien ini sudah kembali ke RS dan kembali dirawat. Untung pasien ini hidup di sini. Kalau dia hidup di Korea Utara, pasti sudah ditembak mati.

Kaburnya pasien corona itu diungkapkan Jubir RSUP Persahabatan dr. Erlina Burhan. Pasien berjenis kelamin perempuan dan berdomisili di Jakarta itu, melarikan diri, pekan lalu.

Pasien itu sudah dinyatakan positif terpapar corona oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Pihak rumah sakit tak mengetahui kaburnya pasien itu. Sebab, kata Erlina, ruang isolasi memang tidak digembok semacam penjara.

“Ada pintu masuk, begitu masuk petugas meleng, diam-diam dia keluar. Sudah ditunggu oleh keluarga. Kita tahu (pasien kabur) setelah dia keluar,” ujar Erlina di RSUP Persahabatan, kemarin.

Dugaan sementara, pasien itu kabur lantaran takut tertular virus corona. Sebab satu ruang isolasi ditempati dua orang. Tetapi Erlina memastikan, ruang isolasi itu steril. Sudah sesuai kriteria penanganan virus corona yang dalam dunia medis dikenal Covid-19 itu.

Baca juga : Ombudsman: Langkah Pemerintah Sudah Benar

“Ruangan kami bertekanan negatif jadi untuk transmisi itu sangat-sangat kecil kemungkinan dan juga untuk pengendalian dan pencegahan infeksi itu disarankan untuk tempat tidur berjarak minimal dua meter dan itu dilakukan,” klaim dokter spesialis paru itu.

Erlina berharap masyarakat lebih peduli tentang pencegahan penyebaran virus corona di masyarakat luas. Sebab, apabila orang positif virus corona berkeliaran di masyarakat berpotensi menularkan ke keluarga dan orang lain.

Rupanya, sebelum diungkap Erlina, kaburnya pasien corona ini sudah dibahas dalam rapat pencegahan Covid-19 yang digelar Pemprov DKI Jakarta, 10 Maret 2020. Video rapat itu diunggah di youtube oleh resmi Pemprov DKI Jakarta pada Kamis (12/3) kemarin.

Dalam rapat itu, Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti mengungkapkan, pasien yang kabur dari RSUP Persahabatan bekerja sebagai waitress alias pramusaji. Perempuan ini, kata Suharti, kabur karena dua hal.

Pertama, dia memikirkan soal gajinya. Sebab, pasien ini adalah single parent. Dia harus menghidupi anaknya sendirian. Suharti mengatakan, Pemprov sudah membujuk pasien tersebut dengan berjanji bakal membayarkan gajinya sebesar Rp 2,5 juta jika diisolasi. Namun, pasien itu menolak. “Dia minta bukti bahwa dia positif (corona), baru dia mau diisolasi,” ujar Suharti.

Baca juga : Pasien Positif Corona Kabur Dari Rumah Sakit

Alasan lain, pasien khawatir tertular corona dalam ruang isolasi yang diisi dua orang itu. “Menurut dia (pasien kabur), isolasi di RS persahabatan lebih bahaya karena satu ruangan untuk bersama,” bebernya.

Suharti pun meminta kontak dekat pasien ini untuk diperiksa. Sebab, pasien berjenis kelamin perempuan itu merupakan warga miskin. “Bahaya kalau tidak di-handle,” wanti-wanti Suharti.

Tetapi klaim Erlina ini dibantah Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto. Yuri, sapaan akrabnya, tak sepakat dengan kata “kabur” yang digunakan Jubir RSUP Persahabatan itu. Soalnya, pasien itu hanya sehari meninggalkan rumah sakit. “Cuma sehari aja kok dibilang kabur,” tepis Yuri, kemarin.

Menurut Yuri, pasien yang dimaksud saat ini sudah kembali menjalani perawatan. Namun dia tak menyebut, di rumah sakit mana perempuan ini dirawat.

“Kenapa kok dimunculkan lagi, membujuk pasien tersebut dengan ber janji bakal membayarkan gajinya sebesar Rp 2,5 juta jika diisolasi. Namun, pasien itu menolak. “Dia minta bukti bahwa dia positif (corona), baru dia mau diisolasi,” ujar Suharti.

Baca juga : Dua Pasien Corona di RSPI Sulianti Saroso Sembuh

Alasan lain, pasien khawatir tertular co rona dalam ruang isolasi yang diisi dua orang itu. “Menurut dia (pasien kabur), isolasi di RS persahabatan lebih bahaya karena satu ruangan untuk bersama,” bebernya.

Suharti pun meminta kontak dekat pasien ini untuk diperiksa. Sebab, pasien berjenis kelamin perempuan itu merupakan warga miskin. “Bahaya kalau tidak apa kah biar heboh? Dia tidak kabur!” tegasnya lagi.

Menurut Yuri, pasien itu keluar untuk mengurusi anaknya. Dia seorang single parent. Pihak Dinas Kesehatan Jakarta Timur, kata Yuri, sudah melakukan contact tracing untuk mengetahui siapa saja dan daerah mana saja yang berkontak dengan si pasien. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.