Dark/Light Mode

Maruarar Sirait: Tidak Mudik Bukti Kasih Sayang pada Keluarga

Senin, 6 April 2020 18:07 WIB
Masyarakat yang akan mudik/Ilustrasi (Foto: Patra Rizky Syahputra/RM)
Masyarakat yang akan mudik/Ilustrasi (Foto: Patra Rizky Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tokoh nasional Maruarar Sirait yakin bahwa Presiden Jokowi akan melarang orang untuk mudik lebaran atau Hari Raya Idul Fitri nanti. Hal ini dilakukan untuk menjaga warga negara dari ancaman pandemik Covid-19 agar tidak semakin meluas di tengah masyarakat.

Maruarar memahami bahwa langkah ini bisa menuai dan pro dan kontra di tengah masyarakat. Ia juga sangat memahami bahwa mudik merupakan tradisi bangsa Indonesia yang sangat baik. Dalam mudik itu ada jalinan persahabatan dan silaturrahim bisa diperat kembali. Sebab, mereka yang sudah meninggalkan kampung halaman dalam perantauan itu bisa kembali bertemu dengan keluarga, sahabat lama, tetangga dan kolega dengan penuh kasih sayang.

"Namun, kini situasinya berbeda. Dan atas nama kasih sayang pada keluarga, kolega, sahabat juga kita tak perlu mudik. Sayangi mereka yang di kampung halaman dengan tidak mudik," ungkap Ara, sapaan akrab Maruarar, Senin sore (6/4).

Baca juga : Larangan Mudik Masih Dikaji, Keputusannya 2 Hari Lagi

Saat ini, sambungnya, memang dalam kondisi luar biasa. Bukan hanya Indonesia, melainkan seluruh dunia mengalami kondisi yang tak terduga sebelumnya. Tentu saja, kondisi ini membuat situasi berubah dan tentu saja ada yang berbeda. 

"Karena itu, kita harus menyikapi dengan langkah yang berbeda pula. Salah satunya dengan mengikuti protokol kesehatan. Kalau mudik, dengan rata-rata pemudik 16 juta orang saja, tak bisa dibayangkan dampak covid-19 ini," jelas Maruarar.

Untuk silaturrahmi dan komunikasi dengan keluarga di kampung halaman, kata Maruarar, bisa dilakukan secara online. Saat ini sudah banyak media dan aplikasi untuk saling menyapa dan bersua dari kejauhan. 

Baca juga : Menhan Prabowo : Tidak Mudik Cara Bela Negara

Maruarar mengatakan, bila pandemik ini belum juga berakhir sampai dengan bulan Desember, maka Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bisa meniru sikap PB Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Yaitu dengan melarang mudik bagi umat Kristiani ke kampung halaman masing-masing. "Tentu saja kita berharap pandemik ini segera berlalu," ungkap Ara, yang juga Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP).

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj mengimbau umat muslim, khususnya para Nahdliyin, untuk mengikuti aturan pemerintah soal mudik lebaran. Hal ini dilakukan dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19. "Memanjatkan doa untuk para leluhur serta berbagai amaliyah dan ibadah lain termasuk menjalankan salat tarawih selama bulan Ramadan dan salat Idul Fitri selama pandemi Covid-19 di rumah masing-masing atau sesuai protokol pencegahan Covid-19 yang ditetapkan pemerintah pusat dan daerah," kata Said Aqil.

Hal sama disampaikan Ketua PBNU Robikin Emhas. Ia menegaskan bahwa PBNU meminta warga NU tidak mudik lebaran. Sebab memaksakan diri mudik dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain, termasuk keluarga. "Kita tidak pernah tahu, di tengah perjalanan menuju kampung halaman, bisa saja tanpa sadar terjadi kontak fisik dengan orang yang terpapar Covid-19," ujar Robikin Emhas.

Baca juga : Mudik dan Lebaran Terpapar Corona

Soal mudik ini juga disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir. Haedar mengatakan bahwa dalam kondisi seperti ini kegiatan-kegiatan keagamaan saja dibatasi sedemikan rupa sesuai dengan hukum syariat. Apalagi mudik yang merupakan kegiatan sosial tentu saja dapat dihentikan atau tidak dilaksanakan.

Dalam suasana seperti ini, Haedar minta masyarakat mengedepankan kaidah agama "La Dharara wa Laa Dhirara". Yakni, jangan melakukan sesuatu yang menimbulkan kemudharatan atau kerugian diri sendiri dan keluarga, juga jangan menimbulkan kerugian dan kemudharatan bagi orang banyak. "Maka saatnya kita sekarang ini mencoba untuk mengerem semua kegiatan termasuk mudik. Mudik bisa diganti di waktu lain di saat kita sudah keluar dari musibah ini. Insya Allah akan ada manfaatnya," ucap Haedar. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.