Mulai Dari PHK, Gaji Nggak Dibayar, Takut Ditangkap, Sampai Kerja Ekstra Tanpa Tambahan Insentif

 Sebelumnya 
Dalam keadaan seperti ini, semua majikan bekerja dan belajar dari rumah. Maka, pekerjaan PRT pun berlipat ganda. Sekalipun hari Minggu, banyak yang tidak libur.

"(Kami) tetap kerja, tapi tidak dibayar oleh majikan di hari libur tersebut,” tutur salah seorang responden.

Baca juga : Atasi Dampak Covid, JK Imbau Umat Islam Bayar Zakat Lebih Awal

Kesulitan PRT migran Indonesia lainnya adalah soal akses terhadap sarana kesehatan. Umumnya, karena tidak diizinkan oleh pemberi kerja. Di tengah pandemi ini, mereka berharap dapat mengakses hak atas informasi, jaminan sosial (BPJS), serta dukungan prasarana medis. Terutama, obat-obatan.

Sebagian dari mereka juga berharap dapat dipulangkan. Jika situasi tidak membaik, sebagian dari mereka bakal kena masalah. Terancam di-PHK, kehabisan masa kontrak, dan kemungkinan menjadi PMI tak berdokumen.

Baca juga : Prabowo Beri Penghormatan Terakhir Untuk Djoko Santoso

Di sektor konstruksi, sebagian responden menyatakan sudah tidak digaji. Sebagian lainnya mengaku, gajinya ditangguhkan.

Di sektor manufaktur, terutama di Taiwan dan Korea Selatan, sebagian besar PMI tidak diizinkan keluar rumah atau asrama. Akibatnya, mereka mulai menghadapi gangguan psikologis.

Baca juga : Update Corona: Kenaikan Kasus Positif Belum Terbendung

Di tengah situasi ini, bantuan dari negara penempatan maupun perwakilan Indonesia masih sangat minim. Banyak PMI yang belum terjangkau akses bantuan sama sekali.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.