Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pemenuhan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis dalam melawan wabah Covid-19 sangat penting. Salah satunya Powered Air Purifyng Respirator (PAPR), yang digunakan bagi tim medis saat menangani pasien Covid-19.
Untuk memenuhi kebutuhan alat ini, tim dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) membuat alat yang diberi nama LCC-Respira V.01. Ini merupakan alat bantu pernapasan portable yang dilengkapi dengan filter udara (HEPA filter dan Electrostatic Cotton filter) untuk menyaring partikel mikro, termasuk virus, yang dapat diganti sesuai kebutuhan.
Baca juga : Alhamdulillah, 50 Ribu Tes PCR Dari Korsel Tiba Jakarta Hari Ini
“Ide awal pembuatan LCC-Respira V.01 dilatarbelakangi oleh terbatasnya ketersediaan APD bagi para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19. Terlebih, harga APD terbilang mahal dan bersifat disposable atau sekali pakai. Sehingga, pembuatan LCC-Respira V.01 bertujuan untuk menjadi salah satu APD bagi tenaga medis yang relatif murah dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama,” ujar inisiaor dosen Teknik Industri UAI, Ahmad Juang Pratama, dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (18/5)
LCC-Respira V.01 sudah berhasil mendapat sertifikat lulus uji dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan pada 11 mei kemarin. Sertifikat lulus uji diserahkan langsung Kepala BPFK Jakarta, Prastowo Nugroho kepada Ahmad Juang Pratama. Penyerahan didampingi Dewi Elfidasari, (Kepala LPPM UAI) dan Hidayat Yorianta Sasaerila (Dekan FST UAI) pada 12 Mei 2020, di kantor BPFK Jakarta Pusat. UAI menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta yang menjadi bagian dari inovasi alat kesehatan di bawah Konsorium Riset dan Inovasi Kemenristek-BRIN dalam penanggulangan Covid-19 melalui pengembangan alat ini.
Baca juga : Anggota MPR Percaya Jokowi Pasti Urus Rakyat
Meskipun total dari berat alat ini mencapai 0,5 kilogram, penggunaannya masih tetap dinilai nyaman. Sebab, alat ini dapat disematkan pada pinggang layaknya tas. LCC-Respira V.01 juga dilengkapi pelindung wajah untuk meningkatkan keamanan dari paparan Covid-19. Kelebihan lainnya ialah mampu bekerja hingga 8 jam dengan daya pengisian baterai kurang dari 3 jam.
“Biasanya, 1 unit alat ini dibaderol dengan harga Rp 18 juta sampai Rp 28 juta di pasar impor. Maka, tim Dosen FST UAI mencoba berlakukan reverse engineering dari alat serupa yang sudah ada dengan mengusung low budget. Terbukti biaya produksi yang dikeluarkan hanya sebesar Rp 2.060.000 per unit tanpa mengurangi sisi fungsional dan keamanan dari alat tersebut. Nantinya, beberapa bagian alat LCC-Respira V.01 pun dapat diganti tanpa harus membeli unit baru secara keseluruhan," terang Ahmad Juang.
Baca juga : Mau Rapid Test, Harusnya DPR Dahulukan Rakyat
LCC-Respira V.01 telah melalui uji teknis secara internal dan uji performance prototype di BPFK Jakarta. Proses pengujian masih akan dilanjutkan dengan uji klinis oleh Dirjen Farmalkes Kemenkes untuk mendapatkan izin produksi dan izin edar. Dengan begitu, UAI akan dapat memproduksi LCC-Respira V.01 secara massal dan menyalurkannya kepada tenaga medis di sejumlah Rumah Sakit yang menangani pasien terpapar Covid-19. [USU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya