Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Masih Ada Penularan
Pakar Epidemiologi Minta Masyarakat Jabar Waspada Penyebaran Corona Di Pusat Niaga
Selasa, 19 Mei 2020 09:02 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ahli epidemiologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Panji Fortuna Hadisoemarto mengingatkan, masyarakat Jawa Barat untuk tetap berhati-hati dan waspada akan bahaya penyebaran virus SARS-CoV-2 di pusat niaga.
“Apalagi, saat ini banyak warga di beberapa daerah yang tidak mematuhi peraturan kesehatan dengan memenuhi toko pakaian dan pusat niaga lain,” tutur Panji Fortuna Hadisoemarto.
Dikatakan, masyarakat harus mengetahui bahwa gelombang pertama penularan COVID-19 di Indonesia belum tuntas, termasuk di Jawa Barat (Jabar), meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah diterapkan.
"Gelombang pertama yang belum selesai ini juga berpotensi naik drastis jika tidak ada pengetatan PSBB dan malahan ada rencana pelonggaran PSBB di Jawa Barat, apalagi saat ini sudah banyak warga yang kembali berbelanja untuk keperluan lebaran, ini bisa memperluas penyebaran,” kata Panji di Kota Bandung, Senin (18/5/20).
Baca juga : Jokowi Minta Prosedur Penyaluran BST dan BLT Dipangkas
Menurutnya, penyebaran virus di pusat niaga seperti toko baju sangat mudah karena droplet dari pembawa virus (carrier) bisa menempel di permukaan benda-benda yang ada di pusat perniagaan.
Jika permukaan benda yang terkena droplet ini disentuh, maka virus dapat berpindah dan menginfeksi orang yang menyentuhnya.
“Potensi penyebaran (di pusat niaga) tinggi. Bayangkan masyarakat menganggap situasi saat ini normal dengan berdesakan di toko baju, toko emas, tanpa mempertimbangkan protokol kesehatan, ini sangat meningkatkan risiko penularan,” ujar Panji.
Panji pun menambahkan, pergerakan dan kontak anggota masyarakat menjadi kunci dalam menekan kasus Covid-19 di Jabar. Semakin kecil persentase pergerakan masyarakat, pandemi Covid-19 semakin cepat ditanggulangi.
Baca juga : Ketua DPD Minta Masyarakat Awasi Penggunaan Anggaran Covid-19
Hal tersebut didapat berdasarkan permodelan yang dia buat. "Jadi saya membuat simulasi bagaimana Covid-19 akan menyebar di Jabar dalam beberapa skenario. Yang pertama, skenario kondisi sekarang. Nampaknya, walau PSBB sudah berhasil menurunkan transmisi, tetapi ada sisa transmisi yang menyebabkan kita masih melihat ada kasus baru setiap hari," kata Panji.
Sebaliknya, jika pergerakan masyarakat tidak dapat ditekan lebih kecil, maka pandemi Covid-19 baru bisa teratasi sampai 3 tahun ke depan.
Untuk itu, Panji merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar agar pergerakan masyarakat terus ditekan.
"Intinya, PSBB ini kalau saya simulasikan dengan pengetatan sedikit lagi saja, itu bisa mempercepat habisnya wabah Covid-19 di Jabar bahkan dalam waktu kurang dari satu bulan," ujar Panji.
Baca juga : PLN Sumbar Tebar Spanduk, Minta Masyarakat Tetap Di Rumah Aja
"Pada dasarnya, pemodelan yang saya buat merekomendasikan bahwa kita harus mengetatkan PSBB sedikit lagi, agar penurunan dengan cepat itu bisa terjadi," tutupnya. [FAZ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya