Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Usulan Mbak Rerie, Masyarakat Kelas Menengah Juga Perlu Dapat Bansos
Rabu, 29 April 2020 14:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat minta pemerintah untuk memperhatikan masyarakat kelas menengah yang terimbas wabah Covid-19. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK), pemotongan penghasilan, maupun kehilangan pendapatan membuat kelompok ini menjadi rentan secara ekonomi.
"Kebijakan bantuan kepada kelompok masyarakat kelas menengah perlu dipikirkan karena mereka rentan kembali miskin setelah gelombang PHK menimpa para pekerja," ungkap politisi yang akrab disapa Rerie dalam keterangannya, Rabu (29/4).
Baca juga : Mbak Rerie Ajak Masyarakat Gotong Royong Atasi Dampak Wabah Covid-19
Kelompok masyarakat kelas menengah, menurut Rerie, punya peran sebagai penopang perekonomian nasional. Data Bank Dunia menyatakan, 115 juta orang Indonesia berada di kelas menengah atau hampir separuh dari total penduduk Indonesia yang jumlahnya di kisaran 260 juta.
Kementerian Ketenagakerjaan per 20 April 2020 mencatat, sebanyak 2,1 juta orang dari 116.370 perusahaan kena PHK dan dirumahkan sementara. Bila penanggulangan wabah Covid-19 memakan waktu yang lebih lama dari perkiraan, bisa jadi jumlah kelas menengah yang rawan miskin terus bertambah.
Baca juga : BI Pangkas Bunga Kartu Kredit, Bank Janji Patuh
Beberapa kebijakan sebenarnya sudah dikeluarkan pemerintah untuk kelas menengah dalam menghadapi dampak wabah Covid-19. Misalnya, pembebasan pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) bagi pekerja yang diperluas tidak hanya pada sektor manufaktur tetapi juga ke 18 sektor usaha lain.
“Namun dampak wabah Covid-19 berpotensi memukul lebih dalam kelompok masyarakat kelas menengah. Dan melihat jumlah masyarakat kelas menengah yang cukup besar, kiranya perlu dipikirkan mekanisme pemberian bantuan bagi mereka juga,” ujar Rerie.
Baca juga : Banyak Dicari Masyarakat dan Panen Melimpah, Petani Jeruk Baby Happy
Rerie lalu merujuk beberapa keluhan kelas menengah seperti biaya listrik non-subsidi, biaya pendidikan di sekolah swasta yang menjadi tanggungan mereka, termasuk pinjaman di bank. “Ada yang penghasilan per bulannya tinggal Rp2 juta, bahkan ada yang hanya mengantongi Rp500 ribu. Jumlah itu jelas tidak bisa menutupi biaya operasional rumah tangga yang sudah terlanjur tinggi. Untuk itu, perlu dipikirkan bersama bagaimana agar mereka tidak jatuh lebih dalam,” imbaunya.
Rerie juga berharap, pemerintah untuk segera memperbaharui data penerima Bansos dengan memasukkan kelompok kelas menengah yang terkena PHK. Kemudian, bila data sudah valid, pemerintah juga bisa mengajak partisipasi pihak swasta dalam menyalurkan bantuan sosial. "Kecepatan dan ketepatan dalam memperbaharui data berpotensi mencegah pergerakan para pekerja terdampak wabah Covid-19 dari kota-kota besar ke kampung halaman untuk memutus mata rantai penyebaran,” pungkasnya. [QAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya