Dark/Light Mode

Ikut Pantau Rapid Test Di Redaksi Rakyat Merdeka

Dirut Antara: Kerja Wartawan Tak Beda Dengan Dokter Atau Polisi

Senin, 8 Juni 2020 13:49 WIB
Pelaksanaan rapid test yang digelar di kantor redaksi Rakyat Merdeka, Gedung Graha Pena, Jakarta Selatan, Senin (8/6). Tes ini terselenggara berkat bantuan Kantor Berita Antara.
Pelaksanaan rapid test yang digelar di kantor redaksi Rakyat Merdeka, Gedung Graha Pena, Jakarta Selatan, Senin (8/6). Tes ini terselenggara berkat bantuan Kantor Berita Antara.

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Utama Kantor Berita Antara Meidyatama Suryodiningrat menyatakan peran awak media saat ini tidak berbeda dengan dokter maupun aparat kepolisian. Berjibaku di tengah Covid-19 untuk memberikan kualitas berita terbaik.

Untuk itu, diperlukan asupan kesehatan yang baik termasuk dengan memberikan rapid test Covid-19. “Media, bisa menghimpun kekuatan untuk saling membantu,” ujar Meidyatama saat mengunjungi kantor Rakyat Merdeka, di Jakarta, Senin (8/6).

Mendatangkan tim dokter dari Klinik Antara, puluhan awak media Rakyat Merdeka mendapatkan rapid test Covid-19. Tiga dokter dikerahkan dan dilakukan tes kesehatan dengan sistem sosial distancing.

Baca juga : Menkumham Yasonna Berharap Rakyat Merdeka Jaga Keseimbangan Demokrasi

Meidyatama memantau langsung aktivitas tes kesehatan, menurutnya awak media perlu mendapatkan informasi kesehatan diri selama bertugas mencari berita. 

Kegiatan ini, akan dilakukan berkala dan tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan Dewan Pers maupun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Tujuannya, agar lebih banyak lagi wartawan yang bisa mendapatkan fasilitas tes kesehatan.

Meidyatama berbagi cerita tentang apa yang dihadapi dunia jurnalistik saat ini. Dia mengistilahkan saat ini terjadi evolusi cepat dunia media. Dalam hal ini, industri media yang cepat beralih ke sistem digital karena Covid-19.

Baca juga : Dubes Wahid Doakan Rakyat Merdeka Jadi Media Terdepan, Aktif Sajikan Berita Obyektif

“Teman wartawan saat ini terus bergerak, apa (wawancara terus) secara virtual saya kira belum ada jawabannya. Apa tidak bisa bertemu (narasumber) saya rasa tidak,” ucapnya.

Nah, dengan perubahan paradigma ini, pelaku media disarankan tidak bergantung dengan perubahan. Harus ada inovasi. “Kesalahan kita adopsi model lama tidak akan berhasil,” sarannya.

Secara teknis model pemberitaan pun ke depan menghadapi tantangan baru. Misalnya, melakukan verifikasi terhadap sebuah peristiwa yang saat ini terbatas bertemu dengan narasumber maupun ke lokasi sebuah peristiwa.

Baca juga : Tingkatkan Kualitas SDM Indonesia, Menko Airlangga Perkuat Kerja Sama Dengan Pemerintah

“Apapun itu, nilai jurnalistik harus terjamin secara verifikasi. Itu menjadi pertanyaan ke depan. Apakah kejadian rekaman video cukup sebagai verifikasi. Kita belum punya resep pasti karena tidak pernah mengalami ini sebelumnya,” tutupnya. [BSH]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.