Dark/Light Mode

Jokowi Ajak Jepang Garap Natuna

Hei China, Jangan Iri Ya !

Sabtu, 11 Januari 2020 07:35 WIB
Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Mensesneg Pratikno bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Motegi Toshimitsu, di Istana Negara, Jumat (10/1). (Foto: Sekretariat Kabinet)
Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Mensesneg Pratikno bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Motegi Toshimitsu, di Istana Negara, Jumat (10/1). (Foto: Sekretariat Kabinet)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pasca-gesekan dengan China di perairan Natuna, Presiden Jokowi bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Motegi Toshimitsu, di Istana Negara, kemarin.

Salah satu yang dibicarakan, Jokowi mengajak pemerintah Jepang menggarap Natuna. Kenapa Jokowi tidak ajak China garap Natuna? Apa karena China sempat ngeselin di Natuna? Kita tak usah banyak curiga. Tapi, China juga jangan iri ya..

Dalam pertemuan itu, Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Mensesneg Pratikno. Sementara Menlu Jepang Motegi didampingi Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii dan jajaran eksekutif lainnya.

Ia tiba di Istana, pukul 09.15 WIB. “Selamat datang di Jakarta dan selamat atas tugas baru sebagai menteri luar negeri,” ucap Jokowi, mengawali sambutannya. Jokowi mengatakan, sebagai menteri luar negeri dengan latar belakang ekonomi, Motegi diyakini akan memberikan banyak perhatian pada diplomasi ekonomi.

Baca juga : Terima Menlu Motegi, Presiden Jokowi Ajak Jepang Investasi di Natuna

“Yang Mulia, Jepang adalah salah satu mitra utama Indonesia. Dan saya tahu, setelah ini yang mulia akan melakukan pertemuan dengan menteri luar negeri Indonesia membahas kerja sama bilateral secara lebih detail,” paparnya.

Jokowi kemudian langsung to the point. Ketika menyampaikan beberapa prioritas Indonesia dengan Jepang. “Yang pertama, di bidang investasi. Saya ingin mengajak Jepang melakukan investasi di Natuna,” ajak Jokowi, yang langsung direspon Menlu Jepang dengan anggukan sambil mendengar penerjemah dengan seksama.

Tidak lupa, Jokowi mengapresiasi kerja sama dengan Jepang di Natuna, terutama dalam pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) fase pertama. “Saya harapkan usulan pendanaan untuk fase kedua dapat segera ditindaklanjuti,” harap Jokowi.

Retno mengemukakan, pemerintah Jepang yang diwakili Menlu Motegi menyambut positif ajakan tersebut. Apalagi sebelumnya, kerja sama Indonesia dengan Jepang untuk pembangunan pulau-pulau terluar Indonesia sudah berlangsung cukup lama.

Baca juga : Jokowi Perintahkan Para Dubes Jadi Duta Investasi

“Respon Jepang sangat positif dan akan diperkuat. Akan ada tim teknis yang akan ke Indonesia membahas mengenai ini,” ujar Retno. Namun, Retno tidak merinci skema investasi atau hibah seperti apa yang akan di kerjasamakan dengan Jepang di Natuna.

Diketahui, Jepang sebelumnya telah mengucurkan anggaran melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) senilai 2,5 miliar yen atau setara Rp 324 miliar untuk membangun fasilitas perikanan di pulau terluar.

Bentuknya dana hibah. Hibah ini dipakai untuk membangun Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di enam titik terluar, antara lain Sabang (Aceh), Natuna (Kepri), Morotai (Maluku Utara), Saumlaki dan Moa (Maluku), serta Biak (Papua).

Selain ke Istana, Motegi juga bertandang ke Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), tempat Retno berkantor. Di sana, dua Menlu ini membahas tindak lanjut pembicaraan dari pertemuan dengan Jokowi.

Baca juga : Lawan China, Kita Jangan Lembek

Beberapa kerja sama yang disebutkan meliputi pembangunan pelabuhan dan pasar ikan, peningkatan kapasitas nelayan, pengawasan perikanan, pengem bangan pariwisata, dan kerja sama energi.

Selain itu, kedua Menlu juga sepakat memperkuat kerja sama coast guard, termasuk bidang capacity building dan pertukaran maritime domain awareness (MDA) di kawasan Indo-Pasifik.

"Khusus untuk Natuna, kami sepakat memperkuat kerja sama di bidang pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT),” terang Retno.

Sementara, Motegi mengaku, akan menjalankan kerja sama teknik dengan Badan Keamanan Laut (Bakamla). Kerja sama itu dimulai bulan ini. “Kemudian pada Februari mendatang, Jepang akan memulai proyek pembenahan pelabuhan dan pasar ikan di pulau-pulau terluar,” tutur Motegi. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.