Dark/Light Mode

Pilkada Kota Medan, PDIP Masih Godok Nama

Kamis, 18 Juni 2020 07:15 WIB
Kader PDIP mengacungkan bendera kecil saat kampanye/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)
Kader PDIP mengacungkan bendera kecil saat kampanye/Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - PDIP Sumatera Utara (Sumut) menanggapi santai adanya dukungan dari partai lain untuk dua kadernya, Akhyar Nasution dan Bobby Nasution, di Pilkada Kota Medan. Banteng menganggap dukungan itu bukti bahwa seluruh anggotanya memiliki potensi di pilkada. 

“Ya baguslah, kader PDIP diusung beberapa partai. Berarti kaderisasinya jalan. Berarti kader PDIP saat ini potensial,” ujar Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik DPD PDIP Sumut, Aswan jaya, kemarin. 

Diketahui, kader PDIP yang telah mendapat dukungan partai lain adalah Akhyar Nasution dan Bobby Nasution. Akhyar sudah mendapatkan dukungan dari Partai Demokrat dan Bobby mendapat dukungan dari Partai Golkar dan Nasdem. Adapun Bobby merupakan menantu Presiden Jokowi. Suami Kahiyang Ayu itu baru menjadi kader PDIP pada Kamis 12 Maret lalu. 

Baca juga : Pilkada Kota Medan, Demokrat Tak Ingin Jagokan Calon Yang Coba-coba

Diakui Aswan, pihaknya belum mengeluarkan rekomendasi untuk Pilwakot Medan. Saat ini masih menggodok nama-nama yang akan diusung. Proses itu sedang dilakukan dewan pengurus pusat (DPP). “DPP PDIP sekarang sedang menggodok nama. Bukan hanya di Medan, seluruh kabupaten/kota yang ada. DPP sangat berhati hati,” jelasnya. 

Sebelumnya, Partai Demokrat Sumut mengklaim DPP Demokrat sudah memberikan rekomendasi kepada Akhyar Nasution untuk maju di Pilkada Medan. Surat rekomendasi itu sudah diberikan kepada Akhyar yang kini menjabat sebagai wakil wali kota Medan. Demokrat mengatakan, Akhyar diminta untuk mencari partai koalisi yang mendukungnya. Akhyar juga diminta untuk mencari calon wakil wali kota untuk menjadi pasangannya. 

Sementara, Direktur Eksekutif Media Nasional (Median) Rico Marbun menyampaikan, peluang Bobby mengunguli elektabilitas Wali Kota Petahana Medan Akhyar Nasution sebetulnya cukup besar. Beda kasusnya bila Bobby itu mencalonkan diri di pilkada-pilkada lain di Pulau Jawa. 

Baca juga : PDIP Rekomendasikan Anak Pramono Anung

Penyebab Bobby bisa mendongkrak tingkat keterpilihannya, sebut Rico, karena Kabupaten/Kota di Provinsi Sumut punya karakteristik politik unik dibanding daerah-daerah lain. Salah satunya tingkat partisipasi masyarakatnya yang selalu rendah. Rendahnya angka partipasi masyarakat dalam Pilkada Kota Medan ini adalah ceruk pemilih potensial bagi Bobby untuk mengalahkan tingkat keterpilihan petahana selama proses penjaringan. 

“Memang petahana biasanya punya start (permulaan) elektabilitas dan popularitas yang baik dibandingkan penantang. Tapi harus diingat, wilayah-wilayah di Sumut itu punya karaterisitik politik unik. Partisipasi politik masyarakatnya itu rendah. Itu hampir di setiap perhelatan pilkada,” ujarnya. 

Diketahui, berdasarkan Perppu Nomor 2 Tahun 2020, pilkada serentak yang semula dijadwalkan 23 September akan dilaksanakan 9 Desember. Tahapan pilkada yang sempat ditunda karena pandemi Covid19 telah dimulai lagi pada 15 Juni. [SSL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.