Dark/Light Mode

Ucapkan Selamat Ulang Tahun, Nuning Minta Polri Inovatif Kembangkan SDM

Rabu, 1 Juli 2020 06:09 WIB
Pakar intelijen Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)
Pakar intelijen Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari ini, Rabu (1/7), Polri berulang tahun ke-74. Pakar intelijen Susaningtyas Kertopati memberikan ucapan selamat ke semua jajaran Polri yang selama ini gigih menjaga keamanan.

Nuning, sapaan akrab Susaningtyas, menerangkan, pada masa pandemi Covid-19 ini, tugas Polri semakin kompleks dan banyak variannya. Kini Polri bukan lagi hanya menangani kriminalitas, kejahatan jalanan, kejahatan kerah putih, radikalisme sampai masalah narkoba. "Tetapi, sebagai anggota Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Polri memiliki sejumlah tugas tambahan," ucapnya, Rabu (1/7).

Sebagai langkah preemtif, Polisi bertugas memetakan wilayah yang rawan penyebaran virus corona. Polisi juga harus masif memberikan imbauan kepada masyarakat untuk patuhi protokol kesehatan. 

Baca juga : Pemerintah Diminta Perketat Pengawasan Timah

Sedangkan langkah preventif, Polisi melakukan patroli di wilayah yang rawan penyebaran virus Covid-19, turut melakukan pengawasan, juga membantu Pemda seperti menyemprot tempat publik dengan cairan disinfektan. Kemudian ikut serta mengukur suhu tubuh bersama dengan institusi terkait lainnya, mengatur lalu lintas dan terapkan larangan mudik sebagaimana telah disampaikan Presiden meminta Polri dan TNI untuk memastikan kebijakan larangan mudik berjalan efektif.

"Tentu saja, semua itu butuh kepiawaian improvisasi Satker di lapangan. Dibutuhkan kemampuan anggota Polri untuk turut mengatasi masalah yang timbul dari ketidakpatuhan masyarakat. Pemahaman komunikasi antarbudaya masyarakat penting sekali agar tidak timbul kegaduhan," terang peraih gelar doktor intelijen ini.

Tentu saja, kata Nuning, dalam melaksanakan tugasnya, Polri harus lakukan koordinasi dengan BIN dan TNI. Utamannya Badan Intelijen dan Keamanan (BIK) Polri dalam menerapkan kebijakan intelijennya serta merta harus berkoordinasi dengan BIN. Apalagi dalam situasi Covid-19 kini kinerja BIN banyak melakukan hal yang bermanfaat dalam tangani Covid-19.

Baca juga : Gandeng Tableau, Bank Mandiri Perkuat Data Perbankan

"Polri saat ini harus inovatif dengan mengembangkan SDM anggotanya agar memiliki pengetahuan luas baik secara akademik maupun praktik lapangan. Polisi dituntut harus sigap dan tanggap  hadapi perkembangan ancaman baru. Terorisme memiliki perkembangan metoda dalam menggerakan aksinya. Narkotika pun semakin banyak varian dan cara penyebarannya. Ada lagi pihak yang memiliki keahlian baru yaitu narko terorisme, khususnya para napi atau eks napi. Polri juga hadapi ancaman kekinian yaitu kejahatan nubika (nuklir, biologi, kimia)," jelas mantan Anggota Komisi I DPR ini.

Setiap anggota Polri, kata Nuning, wajib memahami criminal justice system dengan berbagai perkembangannya. Selain itu, seiring dengan perkembangan internet of things (IoT), prioritas berikutnya adalah memperkuat pertahanan siber (cyber defence). Saat ini, peretasan ke infrastruktur kritis, pencurian data strategis, spionase, propaganda di media sosial, terorisme dan berbagai ancaman siber lainnya sudah berlangsung di berbagai belahan dunia. Oleh karena itu, banyak negara tengah merumuskan strategi untuk menghadapi ancaman siber.

Kedua macam teknologi tersebut, terang Nuning, mendorong terjadinya Revolutionary in Military Affairs (RMA) gelombang kedua dengan fokus menghadapi ancaman Hybrid Warfare. Karakteristik dan ciri utama dari ancaman ini adalah kombinasi strategi perang konvensional dan non-konvensional, termasuk serangan siber, tekanan ekonomi, tekanan diplomatik, penggunaan proksi non state actor, propaganda di media sosial, hingga pemberontakan yang menyebabkan adanya kudeta terhadap suatu pemerintahan yang berdaulat.

Baca juga : Gandeng IPB, Mandiri Kembangkan Ekonomi Syariah

"Maraknya perang kognitif dan perang persepsi yang kerap gunakan narasi post truth juga membutuhkan penanganan dengan metode yang tepat. Agar tak menyebabkan disintegrasi bangsa. Indonesia saat ini kerap hadapi konflik ideologi yang berwujud anti dan pro Pancasila," terang Nuning.

Di sini, Polri dituntut tegas terhadap segala hal yang yang mengganggu keutuhan NKRI serta segala hal yang berafiliasi dengan radikalisme. "Terakhir, tidak kalah penting anggota Polri pun harus meningkatkan kemampuan bela diri karena semakin banyaknya anggota Polri diserang orang yang tidak bertanggung jawab," tutupnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.