Dark/Light Mode

Sambut Era New Normal, PANDI dan Kemenko PMK Gelar Webinar

Jumat, 24 Juli 2020 09:10 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy dalam webinar yang digelar PANDI. (Foto: Dok. PANDI)
Menko PMK Muhadjir Effendy dalam webinar yang digelar PANDI. (Foto: Dok. PANDI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menyelenggarakan seminar daring (webinar) berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan Kasultanan Ngayogyakarto. Seminar daring yang digelar Kamis (23/7) mengangkat tema “Menyambut Era New Normal, Momen Membangun Karakter Manusia Berbasis Budaya”. Henri Nurcahyo, seorang pegiat seni budaya dari komunitas BrangWetaN dan juga penulis buku, didapuk menjadi moderator pada webinar kali ini.

Hadir sebagai keynote speaker Menko PMK Muhadjir Effendy. Dalam paparannya, Muhadjir mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 saat ini banyak memberikan dampak buruk hampir di seluruh lini kehidupan. Dampak ini dikhawatirkan berpengaruh pula pada terhambatnya pembinaan generasi muda dalam pembangunan karakter bangsa. 

"Membangun karakter bangsa melalui budaya membutuhkan waktu yang sangat lama dan panjang. Dengan ditutupnya Pusat Kebudayaan seperti museum, sanggar, dan lokasi seni pertunjukan dikhawatirkan akan menghambat pelestarian budaya," ungkapnya.

Baca juga : PANDI dan Kemenko PMK Gelar Webinar

Berangkat dari kondisi tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor: 02/KB/2020, KB/1/UM/04.00/M-K/2020 tentang Panduan Teknis Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Bidang Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif dalam Masa Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. "Panduan ini diharapkan mampu menjadi pedoman para penggiat kebudayaan untuk dapat tetap beraktivitas dengan aman dan nyaman," jelas mantan Mendikbud tersebut.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan generasi muda, masyarakat umum dan pegiat kebudayaan khususnya, semakin terpacu untuk melestarikan kebudayaan melalui digitalisasi dan memanfaatkan teknologi karena masih ada ruang yang sangat luas untuk melestarikan kebudayaan nusantara. "Jangan sampai kebudayaan kita diakusisisi dulu oleh negara lain baru kita terpacu. Tapi, mulailah sejak dini dan dari diri kita sendiri, manfaatkan perkembangan teknologi informasi yang sudah sangat canggih ini untuk melestarikan kebudayaan nusantara," tutup Muhadjir.

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi sependapat dengan yang dipaparkan Menko PMK. Dalam kaitannya dengan sejarah, Keraton sebagai pelestari budaya terus melakukan penyesuaian agar sejarah budaya bisa selalu diingat oleh generasi muda saat ini. GKR Mangkubumi menilai bahwa sejarah panjang harus selalu diingat. “Bahwa memang sejarah panjang ini memang harus selalu kita ingat, karena dengan mengingat sejarah itu, tentunya kita tau dimana posisi kita berpijak,” ujar GKR Mangkubumi.

Baca juga : Hari Anak Nasional, Ancol Gelar Liburan Virtual

Selain itu GKR Mangkubumi merasa bahwa salah satu unsur budaya yang terlupa adalah bahasa daerah, yang sudah mulai terkikis oleh perkembangan jaman. Kemudian sejarah tentang kerajaan ataupun perjuangan-perjuangan para pahlawan di Indonesia pun banyak dilupakan oleh masyarakat. “Banyak sekali PR atau pekerjaan kita semuanya, seperti apa kita akan menjaga nusantara ini, apabila kita sendiri tercerabut akan budaya kita sendiri. Jangan menjadi bangga mengikuti budaya orang lain tapi kita sendiri juga melupakan apa yang menjadi budaya kita sendiri,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Yudho Giri Sucahyo selaku Ketua PANDI berbicara tentang pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pelestarian budaya nusantara. Yudho berpendapat bahwa korelasi teknologi digital dengan kehidupan saat ini sudah sangat berkaitan erat. Sejalan dengan hal tersebut, PANDI sudah melakukan hal konkrit dalam hal pelestarian budaya dengan mendaftarkan domain beraksara daerah yang dikonversi agar bisa terdigitalisasi dan dapat diakses di laman internet. “Saat ini PANDI telah mendaftarkan Internationalize Domain Name Aksara Jawa ke ICANN, sedang diproses dan menunggu respon dalam waktu 8 minggu kedepan,” ujar Yudho.

Tidak hanya Aksara Jawa, PANDI pun berencana akan mendaftarkan aksara daerah lainnya ke ICANN sebagai wujud nyata program Merajut Nusantara melalui digitalisasi aksara daerah. “Kedepan, kita akan punya keanekaragaman seperti ini, ratusan aksara yang ada di nusantara ini akan terdigitalkan, sehingga lalu kemudian anak cucu kita semuanya akan masih bisa mengingatnya, masih bisa mempelajarinya dan masih bisa bangga dengan berbagai budaya kita,” tutup Yudho, sekaligus mengakhiri acara webinar tersebut. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.