Dark/Light Mode

Gelar Upacara Peringatan HUT RI Virtual

PKB-PKK Dorong Generasi Muda Isi Kemerdekaan dengan Kerja Nyata

Senin, 17 Agustus 2020 20:38 WIB
Para eks Tentara Pelajar (Foto: Istimewa)
Para eks Tentara Pelajar (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Persatuan Keluarga Besar-Pelajar Pejuang Kemerdekaan (PKB-PKK) memperingati HUT ke-75 RI dengan menggelar upacara secara virtual. Dalam upacara ini, PBK-PKK menjelaskan mengenai sejarah Tentara Pejalar yang ikut berjuang dalam kemerdekaan RI.

“Perjuangan kemerdekaan pada masanya tidak lepas dari peran serta pelajar yang berusaha mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Gatut Putranto, perwakilan generasi ke-2 dan Ketua Presidium PKB-PPK, sebelum memulai menjelaskan tentang Tentara Pelajar, dalam cuplikan dokumentasi foto yang dijadikan video pada acara upacara virtual PKB-PPK, Senin (17/8).

Tentara Pelajar dan Pelajar Pejuang Kemerdekaan adalah suatu kesatuan militer yang ikut mempertahan kemerdekaan Indonesia. Para anggotanya terdiri dari sebagian besar pelajar SMP, SMA dan sederajat yang pada saat itu masih berusia di antara 14-18 tahun dan sebagian kecil mahasiswa. 

Baca juga : Peringati HUT RI Ke-75, Polda Bengkulu Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis

Kata Gatut, terdapat beberapa istilah untuk menyebutkan tentara pelajar. Di Jawa Timur disebut TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar). Di Jogja dan Solo disebut dengan Tentara Pelajar atau TP. Di sebagian Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jogja ada Tentara Zeni Pelajar atau TGP. Di Boyolali disebut Sung Apriliung atau SA. Di Banyumas ada Mas Tepe dan pasukan pelajar IMAM MUDA. Di Jawa Barat ada Tentara Pelajar Siliwangi. Di Sumatera Selatan ada Tentara Pelajar Sriwijaya. Di Pati ada pasukan T.

Saat menghadapi Agresi Belanda II, Presiden Soekarno memasukkan Kesatuan Pelajar Pejuang Bersenjata dalam kesatuan otonom dalam jajaran TNI yakni Brigade 17 TNI dengan komandan Letkol Ir.Soedarto. Kemudian, Brigade 17 dibagi menjadi 5 Detasemen dengan berbagai rumpunnya. Detasemen 1 adalah TRIP di Jawa Timur dengan komandan Detasemen Mayor Mas Isman. Detasemen II TP Solo dengan komandan Mayor Ahmadi. Detasemen III di Jogja, TP Jogja, dengan komandan Kapten Martono. Detasemen IV TP Siliwangi di Jawa Barat dengan komandan Kapten Solihin GP. Detasemen 5 atau Detasemen Khusus Tentara Zeni Pelajar dengan dikomandani Kapten Hartawan. Sedangkan Kesatuan Pejuang Pelajar lainnya bergabung dalam Brigade TNI lain seperti SA yang bergabung dalam Brigade 5 Panembahan Senopati dengan komandan Letkol Ignatius Slamet Riyadi. 

Menurut Gatut, Nama Tentara Pelajar diberikan ke Ikatan Pertahanan Pelajar Indonesia setelah melebur menjadi Brigade 17 TNI pada 1948 di bawah kendali Markas Besar Komando Jawa atau NBKD. Meskipun secara resmi ada pembagian di wilayah komando pergerakan kesatuan pelajar yang hanya ada di Indonesia memiliki mobilitas yang sangat fleksibel antara 1 dan komando lain nya hingga dapat bertukar wilayah atau bahkan berpindah-pindah kesatuan dengan cara hanya cukup memberitahukan markas komando atau komandan kesatuan setempat.

Baca juga : Bamsoet: Laporan Tindak Kekerasan Terhadap Anak-anak Harus Prioritas

Tentara Pelajar pun aktif dalam pertempuran yang terjadi di wilayah mereka masing-masing. Banyak anggota Tentara Pelajar gugur dalam pertempuran. “Untuk menghormati jasa-jasa para anggota pahlawan Tentara Pelajar dan Pelajar Pejuang Kemerdekaan, kini berbagai nama mereka diabadikan menjadi nama-nama jalan di berbagai kota besar di wilayah Republik Indonesia,” jelasnya.

Para eyang eks Tentara Pelajar pun berpesan pada generasi penerus untuk mengisi kemerdekaan dengan optimisme dan kerja nyata. “Bekerja, bekerja dan bekerja dengan cerdas, cermat dan cerdik. Sekali merdeka tetap merdeka,” Kata Imam Sardjono, eks Tentara Pelajar dari Kesatuan MASTEPE. 

Imam Supardjo, eks Tentara Pelajar Detasemen II-17 berpesan kepada generasi penerus untuk terus berjuang baik melalui karya nyata ataupun jalan diplomasi. Oleh karena itu, kemampuan penguasaan bahasa asing sangatlah diperlukan. “Kalau bisa menguasai minimal dua hingga lebih dari tiga bahasa asing,” sambung Imam.

Baca juga : Dukung Kemerdekaan Palestina, Progres Perjuangan Diplomatik Wajib Terus Dipantau

Terdapat pula beberapa publik figur yang merupakan Generasi ke-3 atau cucu eks Tentara Pelajar yang sudah melakukan perjuangan membanggakan Indonesia melalui karya nyata. Salah Satunya adalah Astara dari Grup Band RAN dan Didit Maulana yang dikenal memiliki karya Batik “Ikat Indonesia”. Astara dan Didit mengajak generasi penerus dapat terus mengembangkan kreasi imaji kreativitas dalam bentuk karya nyata untuk Indonesia yang lebih maju. “Sama seperti semangat dari eyang-eyang kita, tapi saat ini bentuk perjuangan kita berbeda dengan cara bersama-sama memajukan kesejahteraan bangsa melalui dukungan nyata terhadap produk lokal dan bangga memakai produk buatan Indonesia” ucap Didit. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.