Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag, merespons pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi terkait isu radikalisme yang baru-baru ini dilontarkan dalam sebuah webinar.
"Kalau kita bicara radikalisme, jangan hanya di ujung atau di muaranya saja. Tapi cari penyebabnya sampai ke hulunya," kata Anwar dalam keterangannya, Jumat (4/9).
Baca juga : Bela Negara, Cegah Radikalisme
Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini mengatakan, sumbu radikalisme adalah banyaknya praktik-praktik ketidakadilan dan diskriminasi, serta tidak tegaknya hukum di negeri ini.
Hal itu, sambungnya, kemudian memicu para dai dan penceramah menyampaikan kritiknya. "Lalu para dai berteriak membela hak-hak rakyat yang tertindas tersebut. Mereka dianggap dan dicap sebagai provokator dan radikal. Benarkah ini? Kalau dilihat secara luas dan jernih, ya tidak benar," ucap Anwar.
Baca juga : Timo Warner Nggak Sabar Nyetak Gol
Atas dasar hal tersebut, dia meminta Fachrul dan jajarannya harus berbicara secara komprehensif dan totalitas jika ingin memberantas radikalisme secara serius. "Lalu membuat program untuk menghentikan segala bentuk ketidakadilan dan diskriminasi yang ada di negeri ini," ujar pria yang juga Ketua PP Muhammadiyah tersebut.
Jika akar dari radikalisme itu tidak bisa dihilangkan, Anwar mengatakan, bibit-bibit radikalisme tetap akan muncul. "Sehingga dia menjadi pekerjaan yang menghabiskan waktu, dana dan tenaga. Tentu kita tidak mau itu," ucapnya.
Baca juga : Dishub: Sepeda Yang Boleh Masuk Tol Hanya Road Bike
Sebelumnya, Menag Fachrul Razi membeberkan cara masuk kelompok maupun paham-paham radikalisme ke masjid-masjid yang ada di lingkungan pemerintahan, BUMN, dan di tengah masyarakat.
Salah satunya, dengan menempatkan orang yang memiliki paham radikal dengan kemampuan keagamaan dan penampilan yang tampak mumpuni. "Caranya masuk mereka gampang; pertama dikirimkan seorang anak yang good looking, penguasaan Bahasa Arabnya bagus, hafiz [hafal Alquran], mereka mulai masuk," kata Fachrul dalam webinar bertajuk Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara, di kanal YouTube Kemenpan RB, Rabu (2/9). [OKT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya