Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Perang Kata Melawan Corona Berlanjut

Anies Melawan Balik

Sabtu, 12 September 2020 06:26 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wagub Ahmad Riza Patria. (Foto: ist)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wagub Ahmad Riza Patria. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perang kata-kata antar para pejabat terkait penanganan Corona terus berlanjut. Bahkan, semakin seru. Semakin kelihatan tidak samanya. Semakin kelihatan ego sektoralnya. Setelah dikeroyok menteri-menteri ekonomi, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan giliran menyerang balik. Anies kembali membeberkan berbagai pertimbangannya kenapa Jakarta harus kembali menerapkan PSBB secara total dan ketat.

Anies akan memberlakukan PSBB secara total dan ketat itu, mulai Senin (14/9). Alasan Anies, lonjakan kasus Corona di Jakarta semakin mengkhawatirkan. Sementara, ke­mampuan rumah sakit rujukan pasien Corona dalam kondisi kritis.

Namun, keputusan Anies ini didebat tiga menteri. Mereka secara terang­-terangan menyentil Anies. Ketiga menteri itu adalah Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang dan Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto.

Airlangga menyebut, keputusan Anies menginjak rem mendadak bikin panik pasar saham hingga anjlok lebih dari 5 persen. Airlangga juga membantah ketersediaan RS di Jakarta dalam kondisi kritis. Dia menunjukkan beberapa lokasi yang siap menampung pasien Corona.

Sementara Agus Gumiwang mengungkapkan kekhawatiran keputusan Anies itu bikin industri manufaktur yang belakangan mulai membaik, loyo lagi. Adapun Agus Suparmanto mengeluhkan soal distribusi logistik yang kemungkinan terhambat. Efeknya bisa memangkas pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : 8 Pegawainya Kena Corona, PN Jakut Stop Pelayanan Selama 7 Hari Kerja

Nah, setelah tiga menteri, ternyata serangan terhadap Anies datang lagi. Pertama dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Mantan Direktur Bank Dunia itu mengatakan PSBB akan berdampak serius terhadap perekonomian dan sosial.

Kata dia, sejumlah negara yang melakukan lockdown, ekonominya anjlok, bahkan sebagian masuk jurang resesi. Indonesia yang memberlakukan PSBB mulai Maret ikut terdampak ekonominya. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua anjlok hingga minus 5,3 persen.

“Pertumbuhan negatif ini menggambarkan aktivitas ekonomi baik dari sisi permintaan, apakah itu konsumsi, investasi, ekspor dan bahkan kegiatan pemerintah mengalami penurunan,” kata Sri Mul saat menyambut mahasiswa ITB, kemarin.

Tidak hanya itu, kata dia, dampak lainnya akan terasa pada produksi sektor pertanian, perdagangan, manufaktur, transportasi hingga sektor jasa. “Jadi, Covid-19 memberikan dampak luar biasa dari sisi sosial, memunculkan kemiskinan dan pemutusan hubungan kerja,” ujarnya.

Dia menjelaskan, dalam menggodok kebijakan, pemerintah selalu melihat secara komprehensif. Melihat aspek pandemi, aspek permintaan hingga produksi atau pasokan.

Baca juga : Cegah Penularan Corona, Kominfo Perpanjang WFH

Kritikan ke Anies datang juga dari Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto. Politisi PAN ini mengatakan, Bogor tidak akan memberlakukan PSBB seperti Jakarta. Kata dia, dari hasil rapat koordinasi Pemprov DKI dengan kepala daerah se-Jabodetabek pada Kamis (10/9), diketahui konsep PSBB total yang diberlakukan Anies tidak jelas.

Untuk itu, Bima meminta Anies berkoordinasi dengan pusat untuk mem­finalisasi ­konsep­ PSBB.­ “Belum­ ada langkah-langkah detail dari Pak Gubernur (Anies),” kata Bima, kemarin.

Ketua Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono ikut khawatir, sisi bisnis akan terjadi penurunan lagi setelah mulai sedikit bangkit. Mengingat di DKI banyak sektor retail, termasuk perdagangan umum dan restoran dan mall-mall, demikian juga industri pengolahan.

“Nah sekarang yang harus dipikirkan adalah para pelaku usaha terutama usaha mikro dan kecil yang harus kembali berhenti kerja, perlu dipikirkan bagaimana memberi bantuan kepada mereka, agar mereka bisa taat di rumah dengan tetap bisa bertahan hidup,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Iwan menyadari, saat ini lonjakan kasus Corona di Jakarta memang mengkhawatiran. Sementara kapasitas rumah sakit di Jakarta makin berkurang. Namun, masalah yang dihadapi DKI masalah nasional. Tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri. Perlu ada koordinasi, baik dengan pusat maupun daerah penyangga ibu kota,” ujar Wakil Ketua Umum Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) ini.

Baca juga : Pisang Di Lahan Sawah Brebes Hasilkan Miliaran Rupiah

Menanggapi banyak kritik dari para pejabat ini, Anies bergeming. Mantan Mendikbud ini tetap akan memberlakukan PSBB mulai Senin (14/9). Penerapan PSBB ketat bisa diberlakukan selama dua pekan atau lebih. Alasan yang disampaikan Anies masih sama. Kata dia, perkembangan kasus Corona dua pekan terakhir ini sangat mengkhawatirkan. Penambahannya begitu tinggi.

“Itu sebabnya, kita berencana melakukan pengetatan selama dua minggu ke depan. Ini berbeda dengan situasi sebelumnya,” kata Anies, di Balaikota, kemarin.

Anies meminta masyarakat Jakarta bertahan di rumah demi menekan laju penularan Covid-19. “Dengan berada di rumah dulu, harapannya potensi penularan ini bisa ditekan,” ujarnya.

Ia juga mengimbau ke para pelaku usaha khususnya perkantoran, segera membatasi kegiatan kantornya menjelang berlakunya PSBB. Soal pembatasan di kantor, Anies mengaku hari ini akan mendiskusikan dengan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto terlebih dahulu. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.