Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kemendikbud Bantah Mau Hapus Mata Pelajaran Sejarah

Bangsa Terdidik, Bangsa Yang Mempelajari Sejarah

Minggu, 20 September 2020 05:32 WIB
Ilustrasi Gedung Kemendikbud. (Foto : Kompas.com)
Ilustrasi Gedung Kemendikbud. (Foto : Kompas.com)

 Sebelumnya 
Akun Trythia menyambung. Dia bilang, banyaknya pelajaran sejarah yang harus dihapal dan menghabiskan memori kepala. Dan ternyata, tidak ada yang bisa diterapkan di masa depan.

“Ayolah lebih efektif dalam memberi pendidikan dengan materi-materi yang lebih bermutu sebagai bekal bagi murid-murid,” saran dia. Menurut Adi, sebenernya pelajaran sejarah sejak SD dan SMP sudah cukup kalau dimaksimalkan.

Untuk SMA dan SMK beban mata pelajaran lebih berat, terlebih sudah penjurusan. “Terlalu banyak mata pelajaran sebenarnya juga malah tidak membuat murid super pintar, malah jadi beban,” kritiknya.

Baca juga : Menpora Harap Pemuda Punya Semangat Terjun di Bidang Kemaritiman

Herdian Alamsyah curiga dengan adanya petisi menolak penghapusan pelajaran sejarah. Kata dia, kemungkinan agar guru sejarah tidak menganggur dan kehilangan tunjangan sertifikasi yang menggiurkan.

“Bukan begitu bapak ibu guru?” sindirnya. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno menegaskan, pelajaran sejarah tetap ada dalam kurikulum.

Sebab, sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan.

Baca juga : Penasaran, Prabowo Kapan Ya Ke Amerika

“Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa,” kata Totok. Untuk diketahui, petisi penolakan penghapusan Mata Pelajaran Sejarah di laman change.org seiring beredarnya dokumen digital dengan sampul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Judulnya, ‘Sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional’, tertanggal 25 Agustus 2020.

Isinya, rencana penghapusan mata pelajaran sejarah bagi siswa dan siswi SMK. Sementara bagi pelajar SMA, sejarah akan dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan dan bukan wajib lagi. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.