Dark/Light Mode

Kalau Corona Menggila Saat Pilkada

Dokter Angkat Tangan

Jumat, 25 September 2020 07:20 WIB
Ilustrasi penanganan pasien Covid-19 (Foto: Istimewa)
Ilustrasi penanganan pasien Covid-19 (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Saat ini saja, kapasitas pelayanan masih perlu ditambah seiring terus bertambahnya kasus Corona. “Kalau tidak ditambah, banyak saudara kita yang tidak mendapatkan tempat tidur,” katanya.

Karena itu, Faqih meminta, pemerintah dan penyelenggara pemilu memastikan agar tidak ada lonjakan kasus akibat Pilkada. Ia minta KPU membuat skenario dan simulasi yang terukur agar tahapan pilkada ke depannya bisa berjalan sesuai protokol kesehatan yang ketat.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyampaikan kekhawatiran serupa. Ketua umum PPNI, Harif Fadillah mengatakan, Kerumunan selama kampanye dan pemilihan akan menjadi salah satu sarana penyebaran Corona. “Ledakan kasus itu dapat me nambah beban para tenaga kesehatan yang sudah berjuang hampir tujuh bulan,” kata Harif, kemarin.

Baca juga : Tetap Semangat Pak Dokter, Doa Kami Terus Bersamamu

Selama lebih dari setengah tahun melawan pandemi, Harif mengatakan, sudah 85 perawat yang meninggal karena Corona. Sementara jumlah yang terpapar lebih banyak lagi. dari empat provinsi yang sudah melapor, tercatat ada 3.019 perawat yang positif Corona. Paling banyak Jakarta, disusul Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Bali. Jumlah tersebut be-lum termasuk dari provinsi lain.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengakui, penambahan kasus positif Corona masih cukup tinggi. Salah satunya disebabkan karena rangkaian Pilkada 2020.

Wiku kecewa masih ada calon kepala daerah yang menggelar acara yang mendatangkan kerumunan. Akibatnya kasus penularan bertambah. “Sudah sepatutnya calon pemimpin yang dipilih oleh rakyat dapat melindungi rakyatnya,” kata Wiku dalam konferensi pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Elite PKS: Tunda Pilkada Serentak Tahun Depan!

Epidemiolog Universitas Indonesia, dr. Syahrizal Syarif mengatakan, kekhawatiran para dokter ini memang beralasan. Dia memprediksi, jika kasus harian di angka 3 ribu per hari, jumlah kasus positif pada Desember nanti akan bertambah 300 ribu kasus. “Artinya Desember nanti kasus kita sudah 500 ribu,” kata Syahrizal, kemarin.

Kondisi ini masih ditambah dengan krisis kapasitas tempat tidur rumah sakit. Apalagi kapasitas ICU dan isolasi saat ini semakin sulit, sedangkan pasien-pasien di IGD juga sudah antre.

Dia menjelaskan, kapasitas tempat tidur di rumah sakit secara nasional berjumlah 40.500. Itu pun harus berbagi dengan pasien non Corona. Nah, saat kasus Corona mencapai 500 ribu, maka dibutuhkan setidaknya 48 ribu tempat tidur untuk para pasien. “Saya enggak tahu, itu nanti pasien mau ditaruh di mana, jangan salahkan dokter dan perawat jika nanti banyak pasien yang tak tertangani,” pungkasnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.