Dark/Light Mode

Khawatir RI Jadi Pusat Epicentrum Corona Dunia

Para Dokter Dilanda H2C

Sabtu, 19 September 2020 07:16 WIB
Para dokter merawat pasien Corona. (Foto: Antara)
Para dokter merawat pasien Corona. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Terus meroketnya jumlah pasien Corona setiap harinya bikin para dokter dilanda H2C alias harap-harap cemas. Jika tidak ada perubahan, mereka khawatir Indonesia bisa jadi epicentrum Corona dunia.

Kekhawatiran para dokter itu memang beralasan. Sejak pasien pertama diumumkan Presiden Jokowi awal Maret lalu, jumlah kasus positif Corona tak pernah menurun. Yang ada, bertambah dan terus bertambah.

Merujuk data Kementerian Kesehatan yang dirilis kemarin, terdapat penambahan kasus sebanyak 3.891 orang. Ini merupakan kasus anyar tertinggi kedua. Kasus tertinggi terjadi Rabu (16/9) dengan jumlah mencapai 3.963 orang.

Baca juga : 2 Pegawai Positif Corona, Kejari Jakpus Tutup Tiga Hari

Dengan penambahan kasus baru tersebut, total kasus Corona berjumlah 236.519 orang. Jumlah ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus Corona tertinggi di Asia Tenggara.

Sementara jumlah pasien yang meninggal dunia juga bertambah sebanyak 114 orang. Dengan penambahan ini, total pasien Corona di Indonesia yang meninggal dunia mencapai 9.336 orang.

Jumlah dokter yang meninggal karena Corona juga terus bertambah. Sampai Kamis (17/9), ada 117 dokter yang gugur. Mereka tersebar di sejumlah wilayah. Terbanyak di Jawa Timur dan Sumatera Utara.

Baca juga : Gelora Mulai Panaskan Mesin Partai Jelang Pilkada 2020

Kondisi ini membuat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cemas. Ketum PB IDI, Adib Khu­maidi mengatakan, Indonesia belum mencapai puncak pandemi gelombang pertama. Artinya, jumlah kasus Corona akan terus bertambah. Jika tidak ada perubahan, Indonesia akan menjadi epicentrum Corona dunia.

“Tentu akan berdampak semakin buruk pada ekonomi dan kesehatan ne­ gara kita,” kata Adib, dalam keterangan resmi kepada wartawan, kemarin.

Menurut Adib, kematian ratusan dokter dan tenaga kesehatan selama pandemi, makin menambah beban pekerjaan para dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan yang proporsional. “Ini menunjukkan masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan,” ujarnya.

Baca juga : Dasco Diduga Pamer Kekuatan Di Gerindra

Adib memahami, masyarakat lebih me­mentingkan ekonomi daripada kesehatan. Namun, ia berharap masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan. Pandemi tak akan berakhir apabila tidak disertai peran serta semua elemen masyarakat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.