Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kampus Blended dan Tantangan Mencerdaskan

Kamis, 15 Oktober 2020 23:34 WIB
Dr. Tantan Hermansah
Dr. Tantan Hermansah

 Sebelumnya 
Ketiga, struktur masyarakat yang ada, di perkotaan dan di perdesaan banyak yang mengalami permasalahan yang sama atas teknologi yang ada. Di mana kita lebih banyak hanya menggunakan yang ada secara pasif.

Misalnya melihat, memainkan, atau meramaikan. Oleh karena itu ketika modus belajar dialihkan ke berbagai media yang sudah lama mereka mengenalinya, kegagapan bersama tetap terjadi. Hal ini terjadi karena kurangnya inovasi yang memang selama ini tidak dijadikan bagian dari proses.

Baca juga : Jalan Panjang Untuk Menjadi Seorang Masinis KAI

Lalu, masih bisakah kita mengharapkan agenda “mencerdaskan” itu pada suatu proses yang secara metodologis hadir karena dipaksa? Di sini kita menemukan berbagai kecemasan massal yang sejatinya harus segera dicarikan solusinya secara radikal. Pencarian secara intens dan radikal ini menjadi misi yang jauh lebih penting, ketimbang membiarkan proses berjalan tanpa mengetahui tujuan dengan jelas.

Pemerintah sebagai agensi utama yang memanggul misi mencerdaskan bangsa harus mendobrak kebekuan ini, dengan mulai melakukan audit secara besar-besaran atas proses yang sudah berlangsung. Misalnya mendorong suatu gugus tugas (task force) yang melakukan telaah ulang atas proses yang sudah berbulan-bulan kita jalani ini, lalu menyajikannya secara terbuka ke publik untuk didiskursuskan.

Baca juga : Kangen Mendaki Rinjani

Agenda mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai amanat fundamental UUD 45 itu sejatinya tidak bisa diserahkan kepada “mekanisme pasar”. Negara dan kita semua harus melakukan pengawalan. Sebab ketika apa yang terjadi dibiarkan begitu, kita kawatir bahwa ke depan akan ada budaya baru yang muncul, padahal tidak kita harapkan. [*]

[Penulis: Tantan Hermansah, Doktor Bidang Sosiologi, Universitas Indonesia (UI), Ketua Program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dosen Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.