Dark/Light Mode

Pemerintah Tolak Boikot Produk Prancis

MUI Kembali Bertepuk Sebelah Tangan

Rabu, 4 November 2020 06:33 WIB
Ilustrasi gedung Majelis Ulama Indonesia. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi gedung Majelis Ulama Indonesia. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah kemauannya terkait Undang-Undang (UU) Cipta Kerja tak dikabulkan Presiden Jokowi, Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali bertepuk sebelah tangan terkait perlawanannya ke Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ajakannya untuk memboikot produk Prancis gara-gara Macron menghina Islam dan nabi Muhammad, tak didukung pemerintah.

Sikap pemerintah ini dipastikan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Mahendra Siregar. Boikot tidak dilakukan karena akan memperkeruh situasi dan kondisi. Alasan lain, pemerintah ingin meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi. “Jadi langkah-langkah seperti itu tidak dilakukan pemerintah,” ujar Mahendra, kemarin.

Baca juga : Tak Berdampak Signifikan, Boikot Produk Prancis Cuma Rugikan Buruh Tanah Air

Dia mengingatkan, saat ini sulit membedakan asal munculnya sebuah produk. Merek asal Prancis yang ada di Indonesia, belum tentu pemiliknya juga berasal dari negara yang sama “Kalau mau realistis, membedakan satu produk dari negara A dan negara B, hampir tidak mungkin,” imbuhnya.

Dia mencontohkan, bisa jadi sebuah barang merek dan patennya berasal dari suatu negara tertentu. Tetapi, investasi dan proses produksinya ternyata sudah dilakukan di Indonesia. Selain tak memboikot produk Prancis, pemerintah juga tidak akan menarik Duta Besar Indonesia Untuk Prancis kembali ke Tanah air.

Baca juga : Seruan Boikot Produk Prancis Bikin Pedagang dan Konsumen Menjerit

Pemerintah ingin menjaga hubungan diplomasi dan hubungan komunikasi. apalagi dalam kondisi seperti ini. “Jangan justru mempersulit dengan tidak adanya komunikasi dan hubungan diplomasi. Jadi kami tidak mempertimbangkan opsi itu,” beber Mahendra.

Meski begitu, pemerintah Indonesia menegaskan tidak terima dengan pernyataan Macron yang secara jelas menyu dutkan Islam.

Baca juga : Besok, Puluhan Ribu Massa Buruh Kembali Turun Ke Jalan

Sampai saat ini, Indonesia masih menunggu respons baik dari Prancis, namun dengan tetap menjaga hubungan antar negara dengan baik. “Kita tidak dapat menerima satu pernyataan yang tidak menunjukkan toleransi beragama yang berbeda,” tandasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.