Kasus Suap Proyek Jalan BPJN IX Belum Tutup Buku

 Sebelumnya 
Menurut jaksa, uang itu untuk memuluskan Hong Artha mendapatkan sejumlah proyek di BPJN IX. PT Sharleen Raya akhirnya mendapatkan dua proyek. Yakni proyek jalan Ilwaki Lurang di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya. Perusahaan ini mengajukan harga penawaran Rp 65,8 miliar untuk meneruskan proyek yang sudah digarap pada 2015. PT Sharleen Raya juga men dapat proyek jalan Sanana Manaf di Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara.

Baca juga : Jika Biden Menang, Apa Yang Akan Dilakukan Trump?

Dengan harga penawaran Rp 48,2 miliar. Hong Artha didakwa dengan Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke1 KUHP juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Baca juga : Rusuh Dan Siaga TNI

Sejumlah pengusaha yang terlibat urunan rasuah telah diadili lebih dulu. Yakni Direktur Utama PT Windhu Tunggal Utama, Abdul Khoir, dan Komisaris PT Cahaya Mas Perkasa, So Kok Seng alias Aseng. Pengusaha lain yang terlibat urunan “dana satu pintu” adalah Henock Setiawan alias Rino (Komisaris PT Papua Putra Mandiri) dan Charles Frans alias Carlos. Rino urunan Rp 500 juta. Carlos Rp 600 juta. Hingga kini, mereka berstatus saksi.

Baca juga : Jurnalistik Ofensif: Najwa Versus Luhut

Kasus ini telah mengantarkan sejumlah anggota Komisi V DPR ke balik jeruji. Yakni Damayanti Wisnu Putranti (Fraksi PDIP), Budi Supriyanto (Fraksi Golkar), Andi Taufan Tiro (Fraksi PAN), Musa Zainuddin (Fraksi PKB) dan Yudi Widiana Adia (Fraksi PKS). Mereka menerima suap dari Abdul Khoir cs. Anggota dewan itu merupakan “pemilik” proyek jalan di BPJN IX yang disepakati sebagai program aspirasi DPR. [GPG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.