Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Buang Segera Persepsi `Hantu TNI`

Sabtu, 15 Agustus 2020 08:20 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah 75 tahun merdeka, bangsa ini seolah masih terbelah sikap dan pandangannya terhadap Tentara Nasional Indonesia, TNI. Sebagian besar rakyat dipastikan mencintai TNi, sekurang-kurangnya bersikap positif terhadap TNI; hanya segelintir masyarakat yang masih terus mendengungkan genderang “TNI hantu masyarakat”, atau “iblis” jahat yang selalu mencari momentum untuk melukai hati rakyat.

Jika kita mau berpikir sejujurnya: TNI lah yang berjuang paling depan untuk merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI, tentu bersama berbagai kelompok masyarakat lainnya, terutama kelompok islam dan para bapak bangsa kita. Jika kelompok Islam paling keras memperingatkan kita untuk se lalu waspada terhadap bahaya latent komunisme, kekuatan mana yang sesungguhnya ber juang paling gigih melawan dan menumpas komunisme?

Baca juga : Boyamin, Bintang Pendobrak Skandal DjokTjan!

Siapa, misalnya, yang menumpas Pemberontakan PKI di Madiun pada 1948? operasi penumpasan pemberontakan PKI di Madiun dipimpin oleh Kolonel A.H. Nasuton. Siapa pula yang menumpas Gerakan 30 September 1965 yang bertujuan supaya PKI menguasai pemerintahan? Memang sampai hari ini mash saja ada kelompok-kelompok yang percaya bahwa G30S/1965 sebetulnya di gerakkan oleh Mayor Jenderal Soeharto dengan tujuan untuk mendepak kekuasaan Soekarno. Tapi, de facto 7 Jenderal TNI AD dibantai keji oleh ormas-ormas PKI.

Mereka yang lahir pasca dekade 1950an mungkin masih ingat bagaimana Republik indonesia terus digoyang oleh pemberontakan-pemberontakan bersenjata untuk merontokkan pemerin tahan Soekarno.

Baca juga : RUU BPIP Nyaris Copy Paste Perpres BPIP

Pemberontakan DI-TII di berbagai wilayah indonesia betul-betul membuat pemerintahan nyaris cripple, tidak bisa berjalan secara efektif. Di Jawa Barat, pasukan Siliwangi bersama rakyat melancarkan operasi “Bratayudha” di Gunung Geber, daerah Majalaya, yang berhasil melumpuhkan gerakan bersenjata pimpinan Kartosuwiryo.

Waktu berputar sangat cepat, situasi sosial politik keamanan pun berubah. Toh, Republik Indonesia tidak pernah sepi dari ancaman-ancaman bersenjata baik dari dalam maupun luar negeri. Selama 32 tahun berkuasa, Soeharto memang berhasil menjaga stabilitas nasional. Kelompok-kelompok ekstrim, apalagi teroris, disikat habis oleh pasukan keamanan ABRI. Teroris dan orang-orang radikal lari pontang panting menghin dari kejaran aparat keamanan, sebagian bersembunyi ke negara tetangga kita. Setelah rezim Soeharto tumbang pada Mei 1998, perlahanlahan dan secara diam-diam kelompok-kelompok musuh Pancasila itu pun kembali ke Tanah air untuk berjuang menghidupkan kembali cita-cita lama mereka untuk menumbangkan Pancasila dan menancapkan ideologi lain.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.