Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Buruh Dan Pengusaha Memang Sulit Berdamai!

Rabu, 26 Agustus 2020 08:44 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekitar 6 tahun yang lalu saya bertemu dan diskusi cukup lama dengan seorang Duta Besar negara sahabat di kedutaannya. Negara ini termasuk investor besar di Indonesia. Ia mengeluh tentang sepak terjang buruh di negara kita. Sang Dubes menyatakan keheranannya kenapa “Buruh Anda senang berdemo, demo anarkis. Begitu sering aksi unjuk rasa buruh sehingga tidak ada ketenangan di pihak investor [asing]. kalau situasi begini terus, tidak tertutup kemungkinan perusahaan-perusahaan kami akan hengkang dari Indonesia!”

Ketika itu aksi unjuk rasa ribuah buruh memang sedang marak. Beberapa kali pintu jalan tol bahkan ditutup, sehingga ter jadi “kekacauan” di jalan-jalan tol dan jalan arteri. Aksi buruh kita memang adakalanya anarkis. Tatkala itu mereka sering melakukan sweeping ke dalam pabrik, memaksa, bahkan menyeret, rekan-rekannya yang tidak mau ikut berdemo untuk keluar dan ikut berdemo. Suatu fenomena sosial yang hampir tidak pernah kita saksikan di negara-negara lain.

Baca juga : Buang Segera Persepsi `Hantu TNI`

Sebagai pengamat politik, saya punya banyak teman dari kalangan pengusaha, termasuk “pengusaha kakap”. Banyak diantara mereka yang komplain bahwa produktivitas buruh kita, umumnya, rendah, motivasi kerja kurang, tidak ada passion. Jika Anda masuk ke pasar swalayan di Amerika, misalnya, dan dilayani kasir, Anda bisa menyaksikan betapa cekatan kasir bekerja. Pemandangan ini berbeda dengan yang kita saksikan di tempat sama di negara kita.

Produktivitas yang rendah dijadikan salah satu pertimbangan apa sebab pengusaha memberikan upah yang kurang memadai.

Baca juga : Boyamin, Bintang Pendobrak Skandal DjokTjan!

Sebagai pengamat, tentu saya selalu berusaha “seimbang” mendengar cerita dari dua sisi.

Keluhan buruh, ternyata, lebih menumpuk daripada keluhan majikan! Yang paling dikeluhkan buruh kita kondisi kerja dan tunjangan. Untuk upah, hampir setiap tahun upah minimum memang dinaikkan. Untuk tahun 2020, kenaikan UMK di kota-kota besar mendekati 8% per tahun. Di Jakarta misalnya, UMK 2020 naik 8,5% menjadi Rp 4.2 juta/bulan. UMK kabupaten/kota Bogor hampir sama, Rp 4.169.806, Namun di luar Pulau Jawa, UMK buruh jauh lebih rendah, tentu disesuaikan dengan standar hidup di sana yang jauh lebih rendah dari standar hidup Jakarta. UMK Padang 2019, misalnya, sekitar Rp 2,5 juta, naik dari Rp 2,289.228, pada 2018.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.