Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kejagung Cuma Bisa Sita 1 Mobil

Tersangka Kasus Jiwasraya Simpan Aset Di Luar Negeri

Senin, 16 November 2020 07:05 WIB
Kejagung Cuma Bisa Sita 1 Mobil Tersangka Kasus Jiwasraya Simpan Aset Di Luar Negeri

RM.id  Rakyat Merdeka - Kejaksaan Agung menyita mobil milik Piter Rasiman setelah menggeledah kediaman Direktur Utama PT Himalaya Energi Perkara itu. 

Penggeledahan ini dilakukan untuk mengumpulkan bukti bukti keterlibatan Piter dalam kasus korupsi pengelolaan dana investasi PT Asuransi Jiwasraya.

Upaya ini dibarengi dengan penyitaan aset tersangka itu. Penyitaan aset dilakukan untuk pengembalian kerugian negara. “Itu mobil Honda HRV punya Piter Rasiman yang kita sita karena diduga berkaitan dengan kasus korupsi Jiwasraya,” ungkap Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah. 

Febrie menyebut Piter memiliki banyak aset yang diduga diperoleh dari hasil korupsi dana investasi Jiwasraya. Sebagian sudah dilarikan ke luar negeri agar tak disita. 

“Tapi tenang saja, tetap bisa kami sita itu. Saat ini penyidik masih melakukan penelusuran aset itu apa saja dan disembunyikan di negara mana saja,” katanya. 

Piter banyak mendirikan perusahaan yang kemudian dipakai untuk menggoreng saham. Setelah harganya naik, saham ditawarkan untuk masuk portofolio investasi Jiwasraya. 

Hasil penelusuran penyidik Gedung Bundar Kejaksaan Agung, Piter sudah berkiprah selama 10 tahun. Sejak 2008 hingga 2018. 

Baca juga : Peringati Hari Pahlawan, Pertamina Kasih Harga Spesial BBM Di Sulawesi

Ia kerap bertemu terdakwa Joko Hartono Tirto, Syahmirwan, dan Harry Prasetyo. Baik di kantor Jiwasraya maupun di tempat lain. 

Pertemuan-pertemuan itu membahas strategi dan pengaturan investasi saham maupun reksadana Jiwasraya. 

Piter kemudian mendirikan PT Baramega Persada, PT Dexindo Jasa Muktiarta, PT Dexa Indo Pratama, PT Tarbatin Makmur Utama, PT Permai Alam Sentosa, PT Topaz International, dan PT Topaz Investment. 

Seluruh perusahaan di bawah kendali PT Himalaya Energi Perkasa tersebut bergerak dalam usaha manajer investasi atau pengelolaan investasi. 

Melalui perusahaan-perusahaan itu, Piter bersama Joko Hartono Tirto melakukan pengaturan atau pengelolaan investasi Jiwasraya. Baik pembelianpenjualan saham secara direct pada pasar negosiasi melalui broker maupun subscription atau redemption lewat perusahaan manager investasi.

Piter dan Joko Hartono Tirto juga menempatkan saham-saham tersebut ke dalam reksadana untuk dijadikan sebagai portofolio saham Jiwasraya. Piter juga ditunjuk sebagai counter party untuk melakukan pengendalian investasi Jiwasraya. 

Dengan penunjukan itu, Piter bertugas mengatur isi portofolio saham Jiwasraya dengan cara menentukan jenis, volume dan harga saham, serta menentukan broker dan perusahaan manajer investasi yang akan digunakan dalam investasi Jiwasraya. 

Baca juga : Keren Nih, Jadi Bankir Di BNI Bisa Magang Di Luar Negeri

Piter mendapat kepercayaan itu dari Heru Hidayat, Hendrisman Rahim, Hary Prasetyo, Syahmirwan, serta Benny Tjokrosaputro. 

Padahal saham-saham yang dikelola Piter harganya sudah digoreng lebih dulu. Sebelumnya, penyidik Kejaksaan Agung telah menggeledah dua lokasi di Jakarta Selatan untuk mengumpulkan bukti kasus Piter. 

Di persidangan perkara korupsi dana investasi Jiwasraya terungkap modus patgulipat Piter. Ia meminjam KTP orang untuk mendirikan PT Supra Mandiri Investasi kini bernama PT Topaz International. 

“Karena saya tidak mau terlalu menonjol dengan banyak PT waktu itu, karena pelaporan pajak saya belum terlalu bagus,” dalih Piter. KTP yang dipinjam atas nama Suprihatin Nyoman dan Moudy Mangkey. 

Suprihatin kemudian ditunjuk menjadi direktur di perusahaan ini. Adapun Moudy asisten pribadi Piter. PT Supra Mandiri Investasi/ PT Topaz International kemudian digunakan untuk transaksi saham. Piter juga menggunakan nama orang lain sebagai nominee arrangement ketika bertransaksi saham. 

Praktik ini sudah dilakukan Piter sebelum mendirikan perusahaan. 

“Setelah saya ada PT, individu-individu saya mulai kurangi jumlahnya,” akunya. 

Baca juga : Waskita Karya Garap Proyek Di Luar Negeri Senilai Rp 71 T

Beberapa nama yang dipakai untuk transaksi saham adalah Hutomo Puspo dan Tomi Iskandar Wijaya. 

Piter melakukan dengan Joko terkait saham-saham perusahaan milik Heru Hidayat. 

Sebelum transaksi, Piter menyuruh Moudy berkoordinasi dengan Joko dalam menentukan harga sahamnya. Harganya diduga telah “digoreng” agar naik. 

Di antaranya saham IIKP, TRAM, SMRU dan MYRX. Hasil transaksi saham itu masuk rekening nominee yang dibuka dengan pinjam KTP tadi. 

“(Rekening nominee) Suprihatin Nyoman, Pak Hutomo itu, saya yang pakai,” aku Piter. 

Uang yang masuk ke rekening Suprihatin Nyoman Rp 100 miliar. Rekening Tomi Iskandar Wijaya Rp 50 miliar dan Hutomo Puspo Rp 200 miliar. [GPG]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.