Dark/Light Mode

Indonesia Juara 3 Korupsi Di Asia

KPK Yang Sedang Wangi Ikut Ternoda

Rabu, 2 Desember 2020 06:17 WIB
Ilustrasi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) . (Foto: Istimewa)
Ilustrasi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) . (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia menempati peringkat 3 juara korupsi di Asia. Di bawah India dan Kamboja. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sedang wangi karena berhasil tangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, pun jadinya ikut ternoda.

Laporan itu diterbitkan Transparency In ternational (TI). Datanya didapat dari survei yang dilakukan terhadap 20 ribu responden di 17 negara Asia. Dimulai Juni hingga September 2020. responden ditanyai persepsi dan pengalamannya terhadap kasus korupsi dalam 12 bulan alias setahun terakhir.

Baca juga : BPPTKG Melihat Adanya Potensi Guguran Erupsi Merapi ke Kali Senowo dan Kali Lamat

Enam kategori pelayanan publik dinilai dalam survei ini termasuk bidang kepolisian, pengadilan, rumah sakit umum, pengurusan dokumen dan kelengkapan lainnya. “Hampir 50 persen mereka yang menyuap, melakukan itu karena diminta. Sementara 32 persen responden mengatakan, tidak akan dilayani urusannya jika tidak punya koneksi personal,” tulis laporan TI.

Hasilnya, India menjadi negara dengan tingkat penyuapan tertinggi di Asia, mencapai 39 persen. Peringkat kedua ditempati Kamboja dengan 37 persen, dan Indonesia berada di posisi ketiga dengan 30 persen.

Baca juga : Perusahaan Indonesia Dan Ethiopia Perlu Saling Berbagi Info Potensi Kerja Sama

Laporan TI mengungkap, tiga per empat responden di Asia meyakini korupsi di pemerintahan adalah masalah besar di dalam negeri. Dan, satu dari lima orang mengaku membayar uang suap demi mengakses layanan publik dibanding tahun sebelumnya. Ini artinya sekitar 836 juta orang melakukan praktik kotor itu. Sementara satu dari lima orang responden di Asia mengatakan, mereka harus mempunyai koneksi personal untuk dapat mengakses layanan publik.

India menjadi negara terbanyak warganya memakai koneksi personal untuk mendapat layanan publik dengan angka 46 persen, diikuti Indonesia di angka 36 persen dan China 32 persen.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.