Dark/Light Mode

Cegah Kecurangan Dan Klaster Baru Covid

Please, Lembaga Pemantau Pemilu Jangan Cuma Kerja Saat Pilkada Aja..

Sabtu, 5 Desember 2020 19:42 WIB
Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro menjadi pembicara kunci webinar Bimbingan Teknis Pemantau Pemilu Pilkada 2020 Network for Indonesian Democratic Sociey (Netfid), Sabtu (5/12). (Foto: KSP)
Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro menjadi pembicara kunci webinar Bimbingan Teknis Pemantau Pemilu Pilkada 2020 Network for Indonesian Democratic Sociey (Netfid), Sabtu (5/12). (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga pemantau pemilu memiliki peran sangat penting, untuk mencegah kecurangan pada pilkada, dan memastikan pesta demokrasi tersebut berjalan sesuai dengan protokol kesehatan. Karena itu, organisasi pemantau pemilu mestinya tak hanya bekerja pada saat pemilu. Tetapi juga terlibat dari hilir dalam hal prosesnya.

Hal ini ditegaskan Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro, saat menjadi pembicara kunci webinar Bimbingan Teknis Pemantau Pemilu Pilkada 2020 Network for Indonesian Democratic Sociey (Netfid), Sabtu (5/12).

“Organisasi pemantau pemilu juga harus memastikan pelaksanaan pilkada berjalan baik. Termasuk, sehat dan terbebas dari penularan Covid-19. Semoga pilkada lancar, semua pihak sehat dan tidak terjadi klaster baru Covid-19,” tegas Juri.

Juri yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat menyampaikan pentingnya peran organisasi pemantau pemilu. Untuk itu, ia menekankan, pemantau pemilu tidak satu arah dan harus menyeluruh ke seluruh pihak yang terlibat dalam pemilu.

Baca juga : Satgas: Tak Ada Klaster Covid Gara-gara Pilkada

“Hingga kini, pemantau pemilu masih relevan keberadaannya. Terlebih, semua pihak yang terlibat dalam pemilu, punya potensi melakukan kecurangan atau pelanggaran dalam meraup suara,” ungkap Juri.

Juri berpendapat, pemantau Pemilu merupakan orang terpilih yang merupakan pribadi atau organisasi yang kredibel. Bahkan, pemantau pemilu bisa menjadi tumpuan dalam demokratisasi pemilu, dan harus jadi alternatif bagi upaya memperbaiki pemilu.

"Orang-orang yang terlibat dalam pemantau pemilu, harus punya sifat kerelawanan dengan tidak mengharapkan honor," tandas Juri.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Rektor IV LSPR sekaligus Dewan Pembina Netfid Lestari Nurhajati berharap, pemantau pemilu tidak hanya bekerja dalam hal prosedural saja. Tetapi juga secara substansial.

Baca juga : Cegah Penularan, Satgas Covid-19 Keker Penyelenggaraan Pilkada

“Konsep pemantauan harus di semua lini. Pemantau akan jadi luar biasa, jika sangat mampu membagi pekerjaan di beberapa sektor,” ujar Lestari seraya mengingatkan, semua pihak harus sadar akan kesehatan, karena Pilkada 2020 berada di tengah pandemi Covid-19.

Peneliti Senior Netgrit Hadar N. Gumay yang juga hadir dalam webinar ini setuju, jika pemantauan pemilu punya peran yang sangat penting. Terlebih, kerap terjadi beragam persoalan dalam pemilu, yang ternyata merupakan permasalahan lama yang belum selesai.

“Maka, pemantau pemilu punya tujuan mulia. Harus bisa memastikan integritas proses Pemilu,” jelas Hadar.

Sementara Ketua Netfid Indonesia Dahliah Umar, mengajak seluruh anggotanya untuk memperkuat soliditas dalam mengantisipasi beragam hal yang perlu dipantau. Pada intinya, Dahliah bilang, prinsip Pemilu adalah bebas dan adil. Sehingga, ia pun mendorong penyelenggara Pemilu berpegang pada prinsip itu.

Baca juga : Pemerintah Disaranin Bangun Infrastruktur Energi Merata

"Jangan lupakan penerapan protokol kesehatan, karena Pilkada 2020 menjadi pilkada pertama yang menerapkan protokol kesehatan akibat pandemi Covid-19,” jelas Dahliah. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.