Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kiai Malik Desak Aktor Intelektual Penggerudukan Rumah Ibunda Mahfud Segera Ditangkap

Senin, 7 Desember 2020 13:01 WIB
Ketua Forum Silaturahim Cendekiawan-Keluarga Madura Yogyakarta (FSC-KMY), K.H Malik Madani. (Foto: Ist)
Ketua Forum Silaturahim Cendekiawan-Keluarga Madura Yogyakarta (FSC-KMY), K.H Malik Madani. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Forum Silaturahim Cendekiawan-Keluarga Madura Yogyakarta (FSC-KMY), K.H Malik Madani prihatin atas aksi ratusan orang simpatisan Rizieq Shihab yang mengepung kediaman ibunda Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di Bugih, Pamekasan, Madura, Selasa 1 Desember 2020 silam.

Kiai Malik kecewa, pengungkapan kasus belum berjalan maksimal. Diketahui, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur baru menetapkan satu tersangka salah satu pendemo yang diduga mengancam Menko Mahfud saat beraksi.

"Saya prihatin mengikuti perkembangan pengungkapan kejahatan teror terhadap Ibunda serta Menko Polhukam sendiri di Pamekasan, Madura," kata Kiai Malik dalam keterangannya kepada RMco.id, Seni (7/12).

Kiai Malik mengaku mendapatkan sebuah rekaman audio berbahasa Madura. Dalam rekaman tersebut, seorang pria tengah berceramah dan menyampaikan instruksi aksi di Mapolres Pamekasan. Setelah aksi di Mapolres Pamekasan, dilanjutkan mampir melanjutkan aksi di kediaman Ibunda Mahfud MD di Pamekasan. Ini dilakukan untuk menarik perhatian di Jakarta.

Baca juga : PBNU: Sampaikan Pendapat Dengan Hikmah, Jangan Pakai Teror

Karenanya, tokoh masyarakat Madura ini heran Polres Pamekasan maupun Polda Jawa Timur tak kunjung mengidentifikasi orang yang ada di balik rekaman yang berisi intruksi mengepung rumah ibunda Mahfud MD.

"Saya dan teman-teman, sipil murni, begitu mudahnya memperoleh rekaman pembicaraan rencana unjuk rasa ke Polres Pamekasan yang berlanjut dengan penggerudukan rumah ibunda Pak Mahfud. Jadi aneh sekali kalau aparat keamanan tidak dapat rekaman itu. Lebih aneh lagi, jika aparat sudah mendapatkannya, tapi tidak berhasil mengidentifikasi pemberi komando," papar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini.

Mantan Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini pun berharap, kepolisian bekerja secara profesional dan serius. Supaya tidak menjadi preseden buruk di kemudian hari.

"Di sini profesionalisme aparat diuji. Jika lamban, apalagi gagal menyeret aktor intelektual di balik teror ini, semua itu akan menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di negeri ini," ingatnya.

Baca juga : Mantan Bos BIN Ingatkan Konsekuensi Hukum Pendemo Rumah Ibunda Mahfud

Dia berharap negara selalu hadir dalam memberikan perlindungan terhadap warga. "Saya percaya bahwa aparat keamanan masih memiliki profesionalisme dan keberanian menghadapi para pengacau keamanan. Siapapun mereka," pungkasnya.

Diketahui, dalam perkembangan terakhir kasus ini, Polda Jatim mengindikasikan masih ada tersangka baru. Saat ini, mereka masih memeriksa sejumlah saksi baru.

"Kami juga mengumpulkan alat bukti lain dan tidak menutup kemungkinan ada tersangka lain," ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Senin (7/12).

Sebelumnya, salah satu pendemo bernama Aji Dores ditangkap lantaran diduga mengancam akan membunuh Mahfud MD saat dirinya dan massa menggeruduk rumah ibunda Mahfud MD Selasa (1/12) lalu.

Baca juga : Jaga Rumah Ibunda Mahfud, GP Ansor Kerahkan Banser

"Pada 1 Desember, kita ketahui bersama bahwa ada kejadian sejumlah massa selesai unjuk rasa membubarkan diri, kemudian melewati rumah tinggal ibunda Bapak Menko Polhukam berusia 90 tahun. Kemudian kita tau bersama ada ucapan berisi ancaman terhadap diri pribadi. Ada satu orang yang mengucap bunuh-bunuh," ungkap Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta di Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Sabtu (5/12).

Untuk mengingatkan, rumah ibunda Mahfud MD di Kelurahan Bugih, Kota Pamekasan, Madura, Jawa Timur, digeruduk ratusan orang Selasa (1/12). Di depan rumah ibunda Mahfud, massa sempat berteriak-teriak dan menggedor pagar rumah, sebelum akhirnya dihalau polisi. Sebelum mengepung rumah orangtua Mahfud, massa mendatangi Mapolres Pamekasan. Dalam orasinya, mereka meminta agar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tidak dijadikan tersangka. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.