Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Waspadai Lonjakan Kasus Covid-19

Biar Aman, Usai Liburan Jauhi Dulu Orang Lansia

Kamis, 17 Desember 2020 07:04 WIB
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah (Foto: Twitter BNPB)
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah (Foto: Twitter BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah gencar mengingatkan masyarakat agar mengisi liburan akhir tahun di rumah saja. Tak perlu ke mana-mana. Bagi yang ngotot bepergian diminta selalu waspada dan patuhi protokol kesehatan (prokes).

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah membeberkan data terjadinya lonjakan kasus Corona, saat libur panjang akhir pekan (long weekend).

Lonjakan angka penularan itu, kata Dewi, biasanya baru terlihat pada 10-14 hari pasca libur panjang. Seperti yang terjadi saat libur panjang Oktober lalu.

Dewi memaparkan, pada pekan kedua usai libur panjang akhir Oktober lalu, pergerakan kasus masih cukup stagnan di kisaran 4.000 kasus. Tapi, tibatiba memasuki pekan ketiga kasus melonjak signifikan hingga 5.000-6.000 kasus per hari.

“Kalau dilihat dari level nasional, dampak libur panjang mulai terlihat pada pekan ketiga saat libur panjang berakhir,” ujar Dewi saat diskusi di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, kemarin.

Ahli epidemiologi dan pakar informatika penyakit menular ini menguraikan, tak hanya kasus positif dan positivity rate saja yang meningkat. Angka kematian akibat Covid-19 pun ikut terkerek saat masa libur panjang.

Baca juga : Tekan Penyebaran Covid-19, Jateng Siapkan Rumah Karantina Di 82 Lokasi

 “Untuk kematian, setelah terjadi libur panjang pada pekan setelahnya sempat turun. Kemudian naik signifikan pada pekan keempat setelah libur panjang. Ini harus diwaspadai,” kata Dewi, mengingatkan.

Menurutnya, perjalanan di masa libur panjang bisa memicu peningkatan kasus Covid-19. Masyarakat bisa tertular saat berada di bandara, stasiun bus, stasiun kereta, halte peristirahatan dan rest area ketika melakukan perjalanan selama masa libur.

Peningkatan kasus itu, praktis mendongkrak angka keterpakaian tempat tidur di rumah sakit (RS) rujukan Covid-19.

Doktor jebolan University College London ini juga mengungkap kondisi tingkat keterpakaian tempat tidur di RS di DKI Jakarta.

Dia bilang, sebelum libur panjang Desember tingkat keterpakaian tempat tidur sebesar 60 persen. Namun, berdasarkan data Satgas yang masuk hingga 14 Desember 2020, angka keterpakaian tempat tidur di RS DKI Jakarta sudah mencapai 73 persen.

“Di Jakarta saja sudah terjadi kenaikan 13 persen setelah periode libur panjang berjalan,” jelasnya.

Baca juga : Satgas Covid-19 Tegaskan Anggaran Bukan Hambatan Vaksinasi

Sementara di Jawa Barat, tingkat keterpakaian tempat tidur RS sebelum libur panjang 55 persen. Setelah masa liburan, naik menjadi 75 persen. Terjadi peningkatan 20 persen.

Di Jawa Tengah, peningkatannya mencapai 14 persen yang kini persentasenya mencapai 77 persen. Sedangkan Jawa Timur mengalami kenaikan 24 persen dengan persentase terakhir 63 persen keterpakaian tempat tidur.

“Kami dari Satgas, sangat alert dengan koordinasi daerah. Kami mengharapkan keterpakaian  kalau bisa di bawah 70 persen,” ucapnya.

Melihat kondisi itu, bagi masyarakat yang tetap ngotot ingin bepergian saat libur akhir tahun, Dewi mengingatkan, agar saat liburan dan kembali dari liburan jangan mendekati orang yang sudah lanjut usia (lansia).

“Lansia merupakan kelompok rentan. Risiko kematian banyak terdapat pada orang-orang yang sudah tua,” katanya.

Asal tahu saja, berdasarkan data Satgas dalam lima bulan terakhir menyebutkan, pasien Covid-19 yang berada pada kategori umur di atas 60 tahun paling berisiko terhadap kematian.

Baca juga : Pemerintah Larang Kerumunan Saat Libur Natal Dan Tahun Baru

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, penelitian pada aspek usia menemukan bahwa mereka yang berusia 31 sampai 45 tahun dan 46 sampai 59 tahun berisiko masing-masing 2,4 dan 8,5 kali lipat pada kematian, dibandingkan mereka yang berusia 19 sampai 30 tahun.

“Risiko ini akan semakin meningkat pada usia di atas 60 tahun yakni 19,5 kali lipat,” kata Wiku.

Sementara, analisis berdasarkan riwayat komorbid menunjukkan, pasien Covid-19 dengan penyakit ginjal memiliki risiko kematian 13,7 kali lebih besar, dibanding tidak memiliki penyakit ginjal. Disusul pasien Covid-19 dengan komorbid jantung, memiliki risiko kematian 9 kali lebih besar.  [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.