Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

“Drone” Di Laut Selayar Dipastikan Bukan Milik TNI

KSAL Belum Berani Sebut Barang China

Selasa, 5 Januari 2021 05:00 WIB
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL ) Laksamana TNI Yudo Margono (tengah) didampingi Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) Laksamana Muda TNI Agung Prasetiawan (kanan), dan
Asintel KSAL Laksamana Muda TNI, Angkasa Dipua (kiri) menjelaskan penemuan ‘Sea Glider’ di Pushidrosal, Ancol, Jakarta, kemarin. (ANTARA FOTO)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL ) Laksamana TNI Yudo Margono (tengah) didampingi Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) Laksamana Muda TNI Agung Prasetiawan (kanan), dan Asintel KSAL Laksamana Muda TNI, Angkasa Dipua (kiri) menjelaskan penemuan ‘Sea Glider’ di Pushidrosal, Ancol, Jakarta, kemarin. (ANTARA FOTO)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono angkat bicara soal penemuan benda yang diduga “Drone” di Laut Selayar. Benda itu disebut Sea Glider yang berfungsi untuk memantau kekayaan bawah laut. Siapa pemiliknya? Soal ini, KSAL belum berani menyebut barang China.

Sejak akhir tahun lalu, publik digegerkan dengan benda yang diduga Drone Laut oleh nelayan di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/12). Ada dugaan, benda itu adalah Drone milik China yang sengaja diluncurkan untuk memata-matai pertahanan Indonesia.

Kemarin, Yudo membantah spekulasi yang selama ini berkembang. Kata dia, benda mirip Drone itu sejenis Underwater Sea Glider dan bukan milik TNI. Menurutnya, Sea Glider ini biasa digunakan untuk keperluan riset bawah laut. Bukan untuk mata-mata.

Baca juga : Menteri ESDM Pastikan Keandalan Pasokan Listrik Jelang Tahun Baru

“Ini untuk keperluan industri, accoustic recording ini untuk merekam keberadaan ikan dan hewan bawah laut, seperti lumba-lumba. Ini bisa juga untuk kegiatan industri perikanan, di situ kalau banyak plankton di sini banyak ikan, sehingga bisa mengarahkan kapal-kapalnya,” kata Yudo dalam konfrensi pers di Jakarta, kemarin.

Yudo menjelaskan, secara teknis alat ini bisa diluncurkan dari sebuah kapal. Alat ini kemudian bergerak di bawah permukaan, lalu akan timbul tenggelam. Saat tenggelam, alat itu akan mengambil data-data batimetri, atau data terkait kedalaman laut.

Secara rinci, Yudo menyebut benda mirip rudal itu terbuat dari aluminium. Panjang bodinya 225 centimeter (cm) dan punya dua sayap dengan ukuran masing-masing 50 cm.

Baca juga : Ketua DPD La Nyalla Doakan Aa Gym Sembuh Dari Covid

Selain itu, ada juga propeller dengan panjang 18 cm di bawah dan antena belakang dengan ukuran 93 cm. Instrumen mirip kamera juga terpasang di body-nya. Secara teori, alat ini bisa bertahan hingga 2 tahun di lautan.

Sayangnya, tidak ada tulisan apapun di body Sea Glider ini. Sehingga belum bisa disimpulkan buatan perusahaan atau negara mana pesawat tanpa awak itu.

“Tidak ada tulisan apa pun di sini, dari awalnya demikian. Kita tidak merekayasa, masih persis seperti yang ditemukan nelayan,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.