Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gunung Merapi Keluarkan Guguran Awan Panas

Kamis, 7 Januari 2021 17:07 WIB
Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas yang diamati oleh BPPTKG. [Foto: BPPTKG]
Gunung Merapi mengeluarkan guguran awan panas yang diamati oleh BPPTKG. [Foto: BPPTKG]

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya guguran awan panas Gunung Merapi pada Kamis (7/1) pukul 08.02 WIB. Awan panas tersebut tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimal 28 milimeter dan durasi 154 detik.

Berdasarkan keterangan dari Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, awan panas tersebut meluncur dan mengarah ke hulu Kali Krasak. Cuaca dilaporkan berawan di sekitar Gunung Merapi saat terjadi guguran awan panas.

Baca juga : BGK Dukung Sandiaga Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan

"Arahnya ke Kali Krasak dengan tinggi kolom abu 200 meter," jelasnya, melalui rekaman suara.

Menurut Hanik, jarak guguran dari awan panas tersebut tidak teramati secara visual, karena tertutup kabut. Tapi melihat rekaman amplitudo dan data rekaman seismiknya diperkirakan tidak lebih dari 1 kilometer. "Jaraknya ini tidak teramati (secara visual) karena tertutup kabut. Kelihatan di pucuknya saja. Kalau melihat durasinya ini, jaraknya pendek," kata Hanik.

Baca juga : Gunung Merapi Kembali Muntahkan Lava Pijar

"Kurang dari satu kilometer. Karena dari seismiknya, cuma 154 detik. Amplitudonya 28 milimeter, jadi ini kecil. Awan panas kecil yang terjadi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Hanik juga menjelaskan, fenomena yang terjadi tersebut merupakan guguran, bukan letusan.

Baca juga : PGN Perbaiki Kebocoran Gas Di Pulogebang

Selanjutnya, dia juga mengatakan, guguran awan panas tersebut diperkirakan adalah berasal dari gundukan yang terbentuk pada periode sebelumnya, yakni sejak Kamis (31/12) lalu dari lava 1997, kemudian meluncur ke arah barat daya menuju Kali Krasak.

"Kan kemarin terjadi ada gundukan kecil. Diperkirakan itu yang (kemudian) terjadi awan panas," ungkap Hanik. [RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.