Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Laut Kita Dijebol China

Pak Prabowo, Masih Mau Diam Saja Nih?

Sabtu, 16 Januari 2021 07:40 WIB
Menteri Pertahanan, Letjen (Purn) Prabowo Subianto. (Foto: Humas Kemenhan)
Menteri Pertahanan, Letjen (Purn) Prabowo Subianto. (Foto: Humas Kemenhan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah kemasukan drone, laut kita juga dimasuki kapal penelitian China. Melihat laut kita terus dijebol China, apa Menteri Pertahanan, Letjen (Purn) Prabowo Subianto masih mau diam saja?

Kurang dari sebulan, laut Indonesia dijebol China dua kali. Pertama, akhir Desember lalu, ditemukan drone bawah laut (seaglider) milik China di laut Selayar, Sulawesi Selatan.

Baca juga : Masuk Kabinet, Jokowi Berhasil Taklukkan Prabowo Dan Sandi

Teranyar, kapal penelitian China yang nyelonong seenaknya ke perairan Selat Sunda. Kapal yang bernama Xiang Yang Hong 03 tersebut tertangkap basah oleh Badan Keamanan Laut (Bakamla).

Awalnya, kapal Bakamla, KN Pulau Nipah 321 sedang mencari korban Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh. Nah, saat kapal Bakamla berlayar menuju Selat Sunda, Rabu (13/1), ketemu kapal China tersebut.

Baca juga : Keluarga Ingin Prof. Muladi Dimakamkan Di Semarang

Menerima kabar tersebut, Direktur Operasi Laut Bakamla, Laksamana Pertama Bakamla Suwito memerintahkan Letkol Bakamla Anto Hartanto untuk mengejarnya menggunakan KN Pulau Nipah 321. Akhirnya, kapal China tersebut berhasil didekati. Pihak keamanan laut Indonesia kemudian menjalin komunikasi melalui radio marine band.

Hasil yang didapat, Kapal Xiang Yang Hong 03 berangkat dari China menuju Samudera Hindia melewati perairan Indonesia menggunakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan Indonesia atau ALKI-I sesuai UNCLOS. Namun, kapal itu telah mematikan Sistem Identifikasi Otomatisnya (AIS) sebanyak tiga kali saat berlayar di Alur Laut Kepulauan Indonesia atau ALKI-I. Di antaranya saat berlayar di Laut Natuna Utara, Laut Natuna Selatan, dan Selat Karimata.

Baca juga : Kasus Suap Edhy Prabowo, KPK Sita Rp 16 M Plus Lima Mobil

Padahal, menurut Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 7/2019, setiap kapal berbendera Indonesia dan kapal asing yang berlayar di wilayah perairan Indonesia, wajib memasang serta mengaktifkan AIS. Bila AIS tidak berfungsi, nakhoda wajib menyampaikan informasi kepada Stasiun Radio Pantai (SROP) atau Stasiun Vesstel Traffic Service (VTS) serta mencatat kejadian tersebut pada buku catatan harian (log book) kapal yang nantinya dilaporkan kepada Syahbandar.

DPR menanggapi dijebolnya laut Indonesia oleh kapal China. Anggota Komisi I DPR, Saifullah Tamliha mengatakan, Prabowo perlu bertindak tegas apabila kejadian ini shahih. Sebab, kawasan Selat Sunda murni milik teritorial NKRI. “Tanpa sengketa dengan negara manapun termasuk China,” tegas kader PPP ini, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.