Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Corona Di Sini Dan Di Negara Tetangga

Ngeri Juga Ngiri

Senin, 18 Januari 2021 07:40 WIB
Proses pemakaman korban Covid-19 (Foto: Tedy O Kroen/RM)
Proses pemakaman korban Covid-19 (Foto: Tedy O Kroen/RM)

 Sebelumnya 
Kemarin, Malaysia mencatatkan rekor kasus harian terbanyak, yakni 4.029 kasus baru. Baru-baru ini Malaysia langsung mengumumkan darurat nasional untuk menekan kasus Corona ini.

Di Thailand, virus Corona mulai kembali bergejolak menjelang Natal dan Tahun Baru. Puncaknya, 2 Januari lalu dengan 315 kasus positif baru. Meskipun, jumlah kasus positif harian sempat melonjak, Negeri Gajah Putih itu, terbilang mampu menekan angka kematian. Kasus kematian tertinggi terjadi pada 14 Januari 2021, yakni 2 kasus. Di hari lainnya, berkisar antara 1 bahkan nihil kematian.

Sementara, di Myanmar, tren kurva terus menukik turun dari puncaknya pada 10 Oktober 2020, dengan 2.158 kasus harian. Sepanjang akhir Desember hingga pertengahan Januari, penambahan kasus positif harian terus turun, rata-rata 3 digit. Penurunan juga terlihat pada kasus kematian.

Baca juga : Platform Tenaga Kerja Sampingan Terima Pendanaan Seri A Rp 72 M

Tetangga yang agak jauh, di luar kawasan ASEAN, yakni Australia, kondisinya juga terkendali. Mereka sudah melewati gelombang kedua. Puncak gelombang pertama di Maret 2020, sementara puncak gelombang kedua di Agustus 2020. Sejak September 2020 hingga saat ini, penambahan kasus positif hariannya antara satu atau dua digit saja. 

Ahli Epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, naik turunnya kurva Covid-19 tergantung pada respons masing-masing negara, khususnya di awal-awal virus yang diidentifikasi dengan SARS- CoV-2 itu merebak. Namun, ia menyayangkan kurang kompaknya negara-negara ASEAN dalam melawan pandemi saat ini. Padahal, sebelumnya negara-negara ASEAN selalu bersinergi.

"Ini pertama kali, saya lihat cenderung masing-masing pada era pandemi Covid-19 ini. Tidak terlalu kuat terlihat adanya respons bersama," kata Dicky, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Panik Tetangga Kena Corona

Harusnya, sambung dia, negara-negara seperti Singapura dan Vietnam, yang terbilang mampu mengendalikan penularan virus dan menekan angka kematian, bisa berbagi pengalamannya dengan negara lain yang masih pontang-panting melawan Corona. "Minim adanya sharing best practice atau lesson learn. Minim sekali di level ASEAN ini. Ini sangat saya sayangkan," keluhnya.

Indonesia, sebutnya, termasuk negara yang paling berjibaku menghadapi Corona. Sistem kesehatan di Indonesia belum siap menghadapi virus yang datang mendadak itu. Kondisi semakin parah, karena respons pemerintah hingga kesadaran publik di awal-awal terbilang rendah.

Menurutnya, ada beberapa cara penanganan di Singapura yang patut dicontoh. Salah satunya, digital tracing. Sebab, dengan lonjakan kasus yang semakin tinggi, tracing secara manual sudah tak terkejar lagi.

Baca juga : Corona Bikin Hubungan Keluarga Renggang

Di Singapura, kata dia, ada digital tracing-nya dan juga transparan dalam penyajian data-datanya, termasuk bagaimana mereka memonitor secara digital. Dengan menggunakan Bluetooth, siapa yang pernah bersama orang itu (terinfeksi Covid-19) dalam radius 2 meter, setidaknya selama 30 menit, pemerintah bisa mendeteksi itu. Dan meminta yang bersangkutan untuk melakukan karantina mandiri. "Ini sangat membantu," pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.