Dark/Light Mode

Corona Bikin Kekayaan Orang Kaya Turun

Orang Miskin Makin Miskin

Jumat, 11 Desember 2020 06:45 WIB
Forbes kembali merilis daftar orang terkaya pada 2020. Robert Budi Hartono dan Michael Hartono masih merajai peringkat pertama orang terkaya di Indonesia. (Foto: Istimewa)
Forbes kembali merilis daftar orang terkaya pada 2020. Robert Budi Hartono dan Michael Hartono masih merajai peringkat pertama orang terkaya di Indonesia. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Virus Corona alias Covid-19 membuat harta orang kaya Indonesia menyusut. Bagi orang miskin, lebih parah lagi. Corona bikin mereka makin miskin.

Seperti biasa, jelang akhir tahun Majalah Forbes kembali merilis 50 daftar orang terkaya di Indonesia. Isinya tak banyak berubah dengan daftar tahun lalu. Malah, daftar sepuluh besar masih diisi orang itu-itu juga.

Meski tak banyak berubah, rupanya ada empat orang yang terpental dari daftar 50 besar tahun ini. Pandemi Covid-19 rupanya bikin kekayaan mereka menurun.

Salah satunya adalah pemilik maskapai penerbangan Lion Air, Kusnan dan Rusdi Kirana. Pandemi membuat usaha penerbangan benar-benar hancur.

Ada yang terpuruk, ada juga yang berjaya. Forbes mencatat kehadiran tiga tokoh baru dalam daftarnya. Pertama, adalah pemilik perusahaan cat Avia Avian Wijono dan Hermanto Tanoko di urutan ke-39 dengan total kekayaan 700 juta dolar AS atau Rp 9,8 triliun.

Kedua, Jerry Ng di posisi ke-44 dengan nilai kekayaan 600 juta dolar AS atau Rp 8,4 triliun menjadi debutan dalam daftar ini setelah berhasilmengakuisisi PT Bank Jago. Terakhir, Co-Founder PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) Susanto Suwarno dengan nilai kekayaan 475 juta dolar AS atau Rp 6,7 triliun berada di posisi ke 50.

Baca juga : Resso Bikin Penggemar Dan Musisi Makin Dekat

Menurut Forbes, pandemi rupanya menjadi berkah bagi beberapa orang kaya. Satu di antaranya, Irwan Hidayat yang duduk di posisi 17 dengan kekayaan 1,55 miliar dolar AS atau Rp 21,8 triliun. Kekayaan Irwan berasal dari Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul.

Saham perusahaan tersebut naik karena penjualan yang lebih tinggi untuk berbagai produk, seperti Tolak Angin yang populer, sehingga kekayaan keluarganya melonjak 41 persen.

Harta taipan media Eddy Kusnadi Sariaatmadja, yang duduk di posisi 20, juga melonjak hampir 80 persen menjadi 1,4 miliar dolar AS atau Rp 19,7 triliun. Saham perusahaan Eddy, Elang Mahkota Teknologi (Emtek), melonjak karena banyak yang menggunakan layanan e-commerce dan streaming.

Untuk posisi lima besar tak banyak berubah. Di posisi puncak, misalnya masih diisi oleh Robert Budi Hartono dan Michael Hartono. Kakak-beradik pemilik grup Djarum dan Bank Central Asia (BCA) ini mengumpulkan total kekayaan sebesar 38,8 miliar dolar AS atau Rp 547 triliun.

Di posisi kedua ada keluarga Widjaja yang juga berhasil bertahan di urutan kedua. Keluarga pemilik grup Sinar Mas tersebut berhasil menambah kekayaannya sebanyak 2,3 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 11,9 miliar dolar AS atau Rp 168 triliun.

Di urutan ketiga adalah pemilik emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Prajogo Pangestu dengan total kekayaan 6 miliar dolar AS atau Rp 84 triliun. Meski masih di posisi ketiga, Forbes mencatat jumlah kekayaan Prajogo turun 21 persen seiring dengan kondisi pasar petrokimia yang lesu.

Baca juga : Presiden Sahkan 9 Peraturan Turunan UU Disabilitas

Anthoni Salim dengan grup usaha Salim membuntuti di posisi keempat dengan total kekayaan 5,9 miliar dolar AS atau Rp 83 triliun, naik dibandingkan catatan 2019 sebesar 5,5 miliar dolar AS.

Di posisi kelima ada pemilik Indorama group, Sri Prakash Lohia dengan nilai kekayaan 5,6 miliar dolar AS atau Rp 80 triliun. Dalam laporan itu, Forbes juga mencatatkan, kekayaan lebih dari 50 persen penghuni daftar orang terkaya di Indonesia mengalami penurunan.

Jumlah kekayaan kolektif 50 orang terkaya tersebut pun turun tipis 1,2 persen dari 134,6 miliar dolar AS atau Rp 1.899 triliun pada 2019 menjadi 133 miliar dolar AS atau Rp 1.876 triliun. “Sebanyak 28 penghuni daftar ini menunjukkan penurunan kekayaan,” tulis Forbes.

Salah satu penyebab penurunan kekayaan tersebut adalah pandemi Corona yang terus menyebar di Indonesia. Hal tersebut menyebabkan Indonesia kembali terjatuh ke jurang resesi setelah 1997. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka -5,3 persen dan -3,5 persen pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini.

Bagi orang miskin, pandemi benar-benar bikin buntung. Kementerian Pembangunan Perencanaan Nasional (PPN)/Bappenas menyebut, per Maret 2020 angka kemiskinan meningkat hingga 1,63 juta orang gara-gara pandemi. Dengan demikian, total penduduk miskin pada Maret 2020 berjumlah 26,42 juta.

Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati mengatakan, peningkatan masyarakat miskin baru tertinggi semakin bertambah.

Baca juga : Program PEN Selamatkan 3,43 Juta Orang Dari Jurang Kemiskinan

Ia mengatakan, penduduk miskin yang meningkat signifikan per Maret 2020 yakni di Pulau Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Jawa.

“Covid-19 tak hanya berdampak pada masyarakat miskin, namun juga telah berdampak pada masyarakat yang rentan miskin hingga kelompok kelas menengah,” kata Vivi dalam webinar, Selasa (8/12).

Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pemerintah tidak cukup kuat menahan laju penurunan konsumsi masyarakat, khususnya pada masyarakat miskin dan rentan miskin. 

Melihat kondisi ini, dia memprediksi penduduk miskin akan bertambah pada 2021 ke level dua digit. “Orang miskin akan makin miskin,” katanya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.