Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kesiapsiagaan Bencana Penting Cegah Penularan Corona Di Pengungsian
Rabu, 20 Januari 2021 22:22 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 kembali mengingatkan pentingnya rencana kesiapsiagaan ancaman bencana dalam masa pandemi Covid-19. Ini untuk mengurangi dampak bencana alam juga mencegah penularan Covid-19 saat proses evakuasi dan di lokasi pengungsian.
Diketahui, mengawali tahun 2021, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pada rentang 1 hingga 18 Januari, total ada 154 bencana alam. Bencana alam berupa banjir, angin ribut dan longsor. Dengan korban jiwa sebanyak 140 orang dan 776 orang korban luka-luka.
"Keadaan yang berdesakan bisa menyebabkan tempat tesebut menjadi pusat infeksi virus Corona. Ancaman ini menjadi beban ganda. Sebab umumnya di pengungsian akan meningkat kemunculan penyakit yang lain, seperti gangguan pencernaan, diare maupun stress," ujar Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Rabu (19/1).
Baca juga : Cagliari Vs AC Milan, Radja Nainggolan Cari Pelampiasan
Satgas Covid-19 telah berupaya responsif dengan melaksanakan swab antigen massal di daerah-daerah terdampak bencana. Salah satunya bencana gempa yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat. Pengungsi yang reaktif akan dirujuk ke dinas kesehatan setempat untuk penanganan lebih lanjut.
"Namun, perlu diingat, manajemen bencana akan lebih sempurna dengan adanya keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah untuk gotong royong melalui rencana kesiapsiagaan di masa pandemi," sarannya.
Rencana kesiapsiagaan ancaman bencana saat pandemi Covid-19 seperti, melakukan evaluasi rumah sakit yang menangani pasien Covid-19 terdampak bencana alam. Jika terdampak, pihak rumah sakit agar mempertimbangkan merujuk pasien Covid-19 ke rumah sakit rujukan lain tedekat.
Baca juga : BNPB Minta Kelompok Rentan Dipisah Di Pengungsian Gempa Sulbar
Kemudian, perlu ditinjau kembali kapasitas Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA), agar masyarakat bisa menerapkan jaga jarak dan perlu dilakukan disinfeksi secara rutin sebelum terjadinya bencana. Untuk lokasi pengungsian juga perlu disiapkan dengan memastikan ketersediaan sarana kebersihan. Seperti air bersih, peralatan cuci tangan, sabun dan hand sanitizer.
Kesiapsiagaan selanjutnya yakni menyiapkan sarana dan prasarana serta protokol kesehatan dengan menyediakan cadangan alat pelindung diri (APD) dan termometer sebagai bagian dari peralatan P3K. Perlu juga disiapkan rencana evakuasi dan protokol kesehatan bagi masyarakat. Seperti menjaga jarak, menggunakan masker, menjaga kebersihan diri dan sekitarnya saat evakuasi dengan melakukan sosialisasi hal ini sejak dini.
Kesiapsiagaan yang paling penting, lanjut Wiku, melakukan evakuasi berdasarkan penggolongan orang terdampak Covid-19. "Sebaiknya, pasien Covid-19 tidak dirawat di daerah dengan risiko bencana tinggi agar tidak perlu dilakukan mobilisasi pasien saat bencana terjadi," katanya.
Baca juga : Pengalaman Perdana, 3 Pemain Timnas U-19 Tak Ada Kendala Selama TC Di Spanyol
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemerintah daerah disarankan perlu menyiapkan protokol evakuasi khusus untuk melakukan evakuasi pasien dan pekerja medisnya. BPBD perlu berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat, agar memiliki data dan mengetahui lokasi-lokasi penderita Covid-19 yang tinggal di area terdampak bencana.
Kesiapsiagaan selanjutnya, memberikan tanda khusus bagi penderita saat evakuasi. Seperti memberikan pita dengan warna khusus di tangan, serta masker dengan tanda khusus atau tanda lainnya. Perlu ditetapkan TES dan TEA khusus untuk kasus positif yang terpisah dari masyarakat yang sehat.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah, rencana jalur evakuasi dan rencana tempat pengungsian. Di mana, kasus positif dan warga masyarakat yang sehat harus terpisah. "Dengan dibarengi sosilisasi yang masif sebelum pelaksanaan evakuasi. Dan perlu ditekankan pada pekerja sosial untuk membantu evakuasi kasus positif Covid-19 dengan dilengkapi APD dan peralatan P3K," pungkas Wiku. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya