Dark/Light Mode

Soal Bunyi Dentuman Di Malang

BMKG: Jangan Panik, Jangan Kaitkan Ke Supranatural

Rabu, 3 Februari 2021 14:32 WIB
Catatan sensor BMKG di Pandaan (MLJI). (Foto: akun Twitter @DaryonoBMKG)
Catatan sensor BMKG di Pandaan (MLJI). (Foto: akun Twitter @DaryonoBMKG)

RM.id  Rakyat Merdeka - Suara dentuman misterius kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Sejak Rabu (3/2) pagi dini hari, warganet, khususnya yang berada di wilayah Malang, Jawa Timur, ramai-ramai mengaku mendengar suara dentuman.

Suaranya amat terdengar dan berlangsung berkali-kali. Warga pun bertanya, dari mana sumber sebenarnya suara yang meresahkan ini.

Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengakui, pihaknya dapat laporan suara dentuman sebanyak dua kali. "Untuk teman-teman di Malang yang melaporkan pada pukul 00.50 WIB sampai 01.18 WIB dan pukul 03.00 WIB sampai 03.22 WIB mendengar suara dentuman misterius," ujar Daryono dalam keterangannya, Rabu (3/2).

Baca juga : PGN Salurkan Bantuan Bencana Di Sulawesi Barat Dan Kalimantan Selatan

Daryono menduga, sumber bunyi berasal dari aktivitas vulkanis. Kendati demikian, Daryono mengatakan tidak ada catatan seismik yang terjadi.

"Dari catatan sensor BMKG di Pandaan (MLJI) tidak mencatat anomali seismik," kata dia.

Daryono menambahkan, sumber suara dentuman dapat berasal dari shockwave meteorit, shockwave gunung api, shockwave pesawat supersonik, bahan peledak, longsoran tanah skala luas, gempa sangat dangkal, dan thunderstorm.

Baca juga : Peringatan Dini BMKG: Jakarta Akan Hujan Lebat Disertai Petir

Daryono mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik. "Semua itu bisa menjadi penyebab, masyarakat jangan panik apalagi dikaitkan dengan hal-hal supranatural," sarannya.

Dia mengatakan, suara itu tidak membuat getaran signifikan yang dapat tercatat. Sebab, jika dentuman yang berasal dari gempa, Daryono memastikan akan tercatat di sensor seismik dan gelombang gempa akan terekam seismograf.

Peneliti di Pussainsa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Andi Pangerang menegaskan, sejauh ini tidak ada catatan asteroid yang tiba pada Rabu (3/2) tengah malam dan dini hari.

Baca juga : Presiden Jokowi Targetkan 1 Juta Vakisinasi Per Hari

Dia sudah mengecek di NEO Earth Close Approaches dengan alamat https://cneos.jpl.nasa.gov/ca/ selama tiga hari terakhir. Memang, kata Andi, terdapat dua asteroid yang melintas dekat dengan bumi, tetapi waktu tiba di Bumi bukan tengah malam tadi.

"Kalau dari database Close-Approached Center of Near Earth Object Studies (CNEOS) NASA, asteroid yang melintas dekat dengan bumi dengan jarak kurang dari 1 jb (jarak bulan) hanyalah asteroid 2020 SO yang memiliki jarak kurang lebih 225.900 km dan bergerak dengan kecepatan 36.864 km perjam," tandasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.