Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah berencana membentuk Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Geothermal. Langkah ini bisa mempercepat upaya menambah kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) Bumi.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai, rencana pembentukan holding geothermal (panas bumi) dalam rangka menyatukan Sumber Daya Manusia (SDM) dan mobilisasi pendanaan. Pembentukan ini untuk memuluskan keinginan Pemerintah menambah kapasitas PLTP sebanyak 5,5 GigaWatt (GW) di tahun 2030 nanti.
“Kalau ada holding, maka tujuan pemerintah menambah kapasitas PLTP 5,5 GW bisa tercapai,” kata Fabby kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Tahun Ini, Pemerintah Punya Banyak Modal
Fabby menilai positif pembentukan holding geothermal. Keberadaan holding BUMN panas bumi bisa menurunkan tingkat risiko. Sehingga, biaya pengembangan panas bumi menjadi lebih murah. Dengan begitu, ujung-ujungnya harga listrik dari PLTP lebih murah di masa mendatang.
Rencana pembentukan holding BUMN geothermal di sampaikan Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury. Menurutnya, ada tiga perusahaan milik negara yang akan disatukan dalam holding ini. Yakni, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), PT Geo Dipa Energi (Persero), dan PT PLN Gas & Geothermal.
“Kami sudah memiliki rencana untuk menggabungkan aset geothermal dari ketiganya. Iya 2021. Ini adalah inisiatif pengembangan baru dan terbarukan. Rencana kami realisasinya di tahun ini,” kata Pahala dalam diskusi dengan media, Jumat (19/2).
Baca juga : Malaysia Bikin Deg-degan Masyarakat Internasional
Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menilai, penyatuan perusahaan BUMN di bidang panas bumi sebagai langkah yang baik. Sebab, holding tersebut akan memberikan manfaat yang sangat berarti bagi ketahanan energi.
“Jika ditarget 2021 berarti progress sedang berjalan. Ini adalah masa depan dari renewable energy,” ujar Mamit kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Jika semuanya bisa disatukan, Mamit yakin, akan menjadi perusahaan holding yang besar. Bisnis panas bumi di Indonesia bisa menjadi lebih menggiurkan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya