Dark/Light Mode

Tahun Ini, Pemerintah Bikin Holding BUMN Geothermal

Senin, 22 Februari 2021 05:20 WIB
PLTP Kamojang (ilustrasi) (Foto : Istimewa).
PLTP Kamojang (ilustrasi) (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
“Kalau memang ini dibentuk pada 2021, maka itu adalah kemajuan. Apalagi ini berkaitan langsung dengan eksploitasi dan eksplorasi,” katanya.

Berbicara soal manfaat, Ma­mit meyakini hal tersebut tidak hanya baik untuk bisnis ketiga perusahaan, tapi juga masyarakat luas. Mengingat potensi energi panas bumi Indonesia terbesar di dunia. Menurut data Badan Geologi ada lebih dari 23,9 gigawatt (GW), potensi ini nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat.

Namun demikian, Mamit melihat, pembentukan holding tidak mudah. Bisa memakan waktu lama. Sebab, PT Geo Dipa Energi (Persero), meski se­bagai perusahaan milik negara, namun posisinya tidak di bawah Kementerian BUMN, melainkan di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sementara, selama ini pembentukan holding BUMN, selalu berada di bawah Kementerian BUMN.

Baca juga : Tahun Ini, Pemerintah Punya Banyak Modal

Diharapkannya, Kementerian BUMN dengan Kemenkeu me­nyampaikan hasil pembahasan­nya kepada publik. ”Saya yakin komunikasi sudah berjalan,” ujarnya.

Mamit tak mau berspekukasi siapa yang akan menjadi induk holding. Justru, dia ikut memper­tanyakannya, siapa yang pantas.

Mamit membeberkan kapasi­tas ketiga perusahaan BUMN itu dalam mengelola PLTP saat ini.

Baca juga : Malaysia Bikin Deg-degan Masyarakat Internasional

Dipaparkannya, Geo Dipa memiliki sejumlah lapangan panas bumi existing, yakni Di­eng yang mengoperasikan ka­pasitas 60 MW. Geo Dipa juga mengoperasikan PLTP Patuha dengan kapasitas 60 MW, dan se­dang dikembangkan untuk Unit 2 dan 3 dengan kapasitas 55 MW. Selain itu, Geo Dipa juga memi­liki area prospek Cadradimuka di Banjarnegara, Jawa Tengah yang memiliki potensi 80 MWe.

Sedangkan PLN Geothermal, sampai 2020 telah berkontri­busi dalam counterpart bersama dengan melakukan percepatan pengembangan 11 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), den­gan total potensi mencapai 305 Megawatt (MW).

Sementara PT Pertamina Geo­thermal Energy (PGE) akan melantai ke Bursa Efek Indone­sia (BEI). Jika memang holding bisa direalisasikan tahun ini, tentu nilai untuk IPO bagi PGE akan sangat besar. [JAR/DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.