Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Suap Pengadaan Dan Pemeliharaan Pesawat

Mantan Direktur Utama Garuda Ubah Keputusan Rapat Secara Tiba-tiba

Minggu, 28 Februari 2021 06:05 WIB
Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Emirsyah Satar. (Foto: AFP)
Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Emirsyah Satar. (Foto: AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Emirsyah Satar disebut tiba-tiba mengubah hasil keputusan rapat pemilihan pesawat antara Bombardier dan Embraer.

Hal itu diungkap mantan Vice President Treasury Management PT Garuda, Albert Burhan, saat diperiksa sebagai saksi untuk terdakwa mantanDirektur Teknik Garuda Indonesia Hadinoto Soedigno.

Albert yang menjadi anggota tim pemilihan pesawat awalnya menjelaskan, tim sudah dua kali melakukan analisa yang menunjukan, pengadaan pesawat Embraer tipe E-190 lebih baik daripada Bombardier tipe CRJ1.000 NG.

Baca juga : Berkasnya Dilimpahkan Ke Pengadilan, Eks Direktur Teknik Garuda Indonesia Bakal Segera Disidang

Namun dalam rapat yang ketiga, tiba-tiba diputuskan kalau pesawat Bombardier tipe CRJ.1000 NG lebih baik. Emirsyah juga disebut menguatkan keputusan itu.

“Pak Emir mengatakan bahwa saat ini dari data maupun secara faktual adalah harga (Bombardier lebih murah),” kata Albert di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

Dia mengaku, sempat memprotes keputusan tersebut. Sebab objek yang menjadi bahan analisa di rapat ketiga sama persis dengan yang dilakukan pada tahap pertama dan kedua. Dia juga mengatakan kalau metode dan sumber informasinya juga sama. Sehingga menurutnya, tidak ada perbedaan yang signifikan.

Baca juga : KPK Periksa Pengusaha Ekspedisi Wilayah Sumatera

“Jadi saya bilang what’s the difference, di mana bedanya.” kata dia.

Kemudian anggota tim lainnya mengatakan, kalau mereka punya sumber informasi baru dalam menganalisa keunggulan produk masing-masing pesawat.

Di antaranya, kata Albert, jika membeli pesawat Embraer, maka harga penjualan tiket nantinya menjadi lebih mahal. Sementara jika membeli pesawat Bombardier, harga tiketnya akan lebih murah.

Baca juga : Kasus Korupsi Pengadaan Citra Satelit, KPK Garap Dirut dan Direktur PT Bhumi Prasaja

Selain itu, alasan lainnya adalah ada selisih harga satu unit pesawat mencapai 3 juta dolar AS. Namun Albert mengatakan, dalam kajian pertama dan kedua, selisih harga itu akan tertutup jika PT Garuda tetap memilih Embraer. Namun, dia kalah suara dengan anggota tim lainnya.

“Nah itu yang mengubah, dan ini sebenarnya keputusan kolegial. Akhirnya diputuskan di situ (memilih) Bombardier,” tuntas Albert.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.