Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Di Sana Kudeta Kepala Negara, Di Sini Kudeta Ketum Partai

Jenderal Min Dan Jenderal Moeldoko Pernah Salam Komando

Minggu, 7 Maret 2021 06:15 WIB
Mengenakan seragam militer, Moeldoko dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Senior General Min Aung Hlaing, salam komando. Foto tahun 2014 saat Moeldoko masih jadi Panglima TNI ini, dimunculkan warganet seiring heboh kudeta Demokrat dan kudeta Myanmar. (Foto: Istimewa)
Mengenakan seragam militer, Moeldoko dan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Senior General Min Aung Hlaing, salam komando. Foto tahun 2014 saat Moeldoko masih jadi Panglima TNI ini, dimunculkan warganet seiring heboh kudeta Demokrat dan kudeta Myanmar. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Tapi, Jenderal Min Aung lebih hebat dikit, karena kudeta Kepala Negara, sedang Jenderal Moeldoko kudeta Ketum Partai. Iya gak?” kicaunya di akun @ketumprodem.

Cuitan tersebut mendapat banyak tanggapan. Akun @arfanadibh sedih melihat kelakuan Moeldoko. Ia membandingkan para jenderal lain yang berkeringat membangun partai seperti Edi Sudrajat, Wiranto, Sutiyoso, Prabowo dan SBY.

Baca juga : Menhan: Jangan Pernah Mimpi Papua Lepas Dari NKRI

“Kasihan sekali. Para seniornya bikin partai sendiri. Ini malah rebut partai orang. Bikin malu Istana,” ucapnya.

Menurut @papanedu, sekelas jenderal melakukan kudeta ke negara itu baru bisa dibilang hebat. Kalau cuma maling parpol nggak beda sama preman pasar. “Bahkan lebih terhormat preman pasar,” ujarnya.

Baca juga : Kemendagri Jamin Stok Blanko KTP Elektronik Aman

Mantan Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Pemprov DKI Jakarta, Marco Kusumawijaya menilai, kisah dua jenderal yang melakukan kudeta itu membuat demokrasi yang susah payah dibangun ambruk lagi.

“Seorang jenderal di Myanmar dan satu jenderal di RI membuat ASEAN mundur 25 tahun. Apa kita tak berdaya?” kicau @mkusumawijaya.

Baca juga : Ketua KPK Desak Pemerintah Revisi UU Tipikor

Untuk diketahui, awal Februari lalu, pemimpin junta militer Aung Hlaing melakukan kudeta militer terhadap Aung San Suu Kyi, yang memenangi hasil pemilu Myanmar secara demokratis, November 2020. Junta militer menolak hasil pemilu tersebut dan menyebut ada kecurangan.

Sementara Moeldoko, Jumat (5/3), didapuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil dari KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara. Kongres yang dianggap AHY cs sebagai abal-abal itu, dimotori Marzuki Alie dan Jhoni Allen Marbun. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.